BI Borong Surat Utang Pemerintah Rp 80 T Demi Stabilisasi Rupiah


Bank Indonesia memborong surat utang pemerintah atau surat berharga negara (SBN) sebesar Rp80,98 triliun sepanjang tahun ini guna menjaga stabilitas rupiah. Nilai tukar rupiah sempat melemah mendekati 17.000 per dolar AS imbas perang tarif yang dipicu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pembelian SBN dilakukan pihaknya melalui pasar sekunder sebesar Rp 54,98 trilliun dan pasar primer sebesar Rp 26 triliun dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah.
"Ini adalah salah satu langkah tidak hanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, tapi juga memastikan intervensi di pasar valas tidak menimbulkan kekeringan likuiditas rupiah," kata Perry dalam konferensi pers pada Rabu (23/4).
Perry mengatakan, penguatan respons kebijakan moneter akan terus dilakukan tak hanya untuk mengoptimalisasi strategi operasi moneter pro-market dalam rangka stabilitas nilai tukar rupiah, tetapi juga mencapai sasaran inflasi.
Deputi Gubenur Senior BI Destry Damayanti menekankan, pentingnya stabilitas nilai tukar. Rupiah yang stabil, menurut dia, akan memberikan kepercayaan diri kepada investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Paling tidak, mereka masuk ke investasi portofolio dulu," kata dia.
Ia pun mencatat, terjadi aliran dana masuk di SBN dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dana asing yang masuk pada akhirnya juga akan memperkuat nilai tukar rupiah.
"Inflow dari asing akan menjadi penguat untuk rupiah dengan suplai dolar yang bertambah," kata dia.