AS Sudah Sepakat dengan Inggris dan Cina, Bagaimana Nasib Negosiasi Tarif RI?


Pemerintah Amerika Serikat sudah mencapai kesepakatan tarif dagang dengan Inggris dan Cina. Namun, negosiasi AS dengan Indonesia terkait tarif resiprokal sebesar 32% yang akan diterapkan Presiden AS Donald Trump, masih berlangsung.
Pemerintah menyambut baik kesepakatan yang dicapai Inggris dan Cina itu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto percaya, kesepakatan Inggris dan Cina bisa menular ke negara lainnya.
“Tentu ini akan memudahkan langkah-langkah bagi negara-negara lain,” kata Airlangga saat ditemui di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (16/5).
Trump sepakat memotong tarif barang-barang impor Cina dari semula 145% menjadi 30%. Sedangkan pemerintahan Xi Jinping sepakat menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%.
Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga sudah mengumumkan perjanjian perdagangan bilateral terbatas, dengan tetap memberlakukan tarif 10% pada ekspor Inggris. Kesepakatan ini juga mencakup perluasan akses pertanian untuk kedua negara dan menurunkan bea masuk AS yang memberatkan pada ekspor mobil Inggris.
Lalu Bagaimana Perkembangan Negosiasi RI dan AS?
Airlangga mengungkapkan, saat ini perkembangan negosiasi dengan AS masih terus dilakukan. “Indonesia sekarang sedang bernegosiasi, tim teknis sudah bertukar informasi, tapi prosesnya kita ikuti saja,” kata Airlangga saat ditemui di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (16/5).
Airlangga menjelaskan tawaran yang diberikan AS ke RI masih dalam pembicaraan. Ia belum mau membocorkan tawaran yang diberikan AS karena sifatnya masih dinamis.
“Masih dalam pembicaraan karena sifatnya dinamis, kita sedang negosiasi,” ujar Airlangga.
Tawaran RI untuk AS
Airlangga beserta delegasi telah melakukan berbagai pertemuan strategis dengan sejumlah otoritas utama Pemerintah Amerika Serikat, termasuk United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury. Ia sebelumnya menjelaskan, Indonesia adalah salah satu negara yang diterima lebih awal oleh AS untuk proses negosiasi.
"Pembahasan ini mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang kita berharap situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan berimbang,” kata Airlangga, Jumat (18/4).
Menurut Airlangga, Indonesia telah menyampaikan sejumlah tawaran kepada Amerika Serikat, antara lain meningkatkan pembelian energi, produk Pertanian, dan Engineering, Procurement, Construction (EPC), serta memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan Amerika Serikat dan Indonesia.
Indonesia juga membuka kerja sama mineral kritis dan akan memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk Amerika Serikat. Tak hanya itu, Indonesia juga berjanji akan mendorong investasi strategis dengan skema business to business.
Di sisi lain, indonesia meminta penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di Amerika Serikat, seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang.