Surplus Neraca Dagang RI Diprediksi Turun Imbas Harga Komoditas hingga Idulfitri

Rahayu Subekti
2 Juni 2025, 09:03
ekspor, impor, neraca perdagangan, neraca dagang
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.
Ilustrasi. Surplus neraca perdagangan diperkirakan akan turun seiring moderasi ekspor akibat penurunan harga komoditas.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan neraca perdagangan pada April 2025 akan menyusut. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan hal ini, antara lain dipengaruhi oleh liburan Idulfitri 2025.

“Neraca perdagangan diperkirakan tetap surplus, meskipun mengalami perlambatan dari US$ 4,33 miliar pada Maret 2025 menjadi US$ 3,10 miliar pada April 2025,” kata Josua kepada Katadata.co.id, Senin (2/6).

Dia menjelaskan, penurunan ini terutama disebabkan oleh perlambatan laju ekspor dan impor bulanan akibat faktor musiman pada periode libur Idulfitri yang panjang. Namun, penurunan impor diperkirakan tidak akan sebesar ekspor.

“Ini mencerminkan aktivitas impor yang dimajukan sebelum penerapan tarif balasan AS,” ujar Josua.

Josua memproyeksikan ekspor bulanan diperkirakan akan terkontraksi sejalan dengan tren musiman historis selama periode Idulfitri.

“Ekspor Indonesia diperkirakan akan turun sebesar 9,22% secara bulanan pada April 2025, meskipun masih mencatat pertumbuhan tahunan yang solid sebesar 7,60% secara tahunan,” kata Josua.

Josua mengatakan, aktivitas ekspor biasanya melambat selama liburan Idulfitri yang tahun ini jatuh pada minggu pertama April 2025. Selain itu, harga komoditas utama seperti minyak kelapa sawit mentah dan batu bara yang lebih lemah diperkirakan akan berkontribusi pada penurunan bulanan.

Sementara itu, impor bulanan juga diperkirakan akan menurun, meski tidak setajam ekspor. “Impor Indonesia diperkirakan akan turun sebesar 4,83% secara bulanan pada April 2025, meskipun masih mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 6,57% secara tahunan,” ujar Josua.

Aktivitas impor biasanya melambat selama periode libur Idulfitri yang panjang. Menurut Josua, penurunan ini didukung oleh harga minyak yang lebih lemah dan depresiasi rupiah yang signifikan di tengah ketidakpastian global yang meningkat pada April 2025.

Harga Komoditas Turun

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memproyeksikan neraca perdagangan pad April 2025 lebih rendah dari bulan sebelumnya. Andry memperkirakan surplus perdagangan pada April 2025 turun dari US$ 4,33 miliar pada Mei menjadi US$ 2,7 miliar.

“Hal ini sejalan dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga komoditas,” kata Andry dalam keterangan tertulisnya.

Namun, Andry memperkirakan antisipasi pelaku usaha terhadap penundaan tarif resiprokal pada April 2025 akan menjadi faktor utama yang mendorong ekspor tetap tumbuh positif.

Andry memproyeksikan ekspor tumbuh 4,6% secara tahunan namun minus 11,8% secara bulanan. “Penurunan ekspor secara bulanan disebabkan oleh berlanjutnya moderasi harga komoditas terutama batubara, CPO, dan nikel. Sementara secara tahunan harga CPO dan baja masih tumbuh positif,” kata Andry.

Sementara itu, ia memperkirakan impor tumbuh 5,5% secara tahunan namun turun 5,8% secara bulanan. Hal tersebut sejalan dengan faktor low base dari tahun sebelumnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan