Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 7.035 Triliun, Terbesar untuk Program Pemerintah

Ferrika Lukmana Sari
16 Juni 2025, 13:21
Utang
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 mencapai US$ 431,5 miliar. Jumlah ini tumbuh 8,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Maret yang sebesar 6,4% yoy.

Jika dikonversi dengan kurs Rp 16.302 per dolar AS, nilai utang tersebut setara sekitar Rp 7.035,75 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari sektor publik dan dipengaruhi pelemahan dolar AS secara global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa perkembangan utang luar negeri tersebut bersumber dari sektor publik.

"Kenaikan posisi utang luar negeri Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global," kata Ramdan dalam keterangan resmi, Senin (16/6). 

Ramdan menjelaskan bahwa posisi ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 208,8 miliar atau tumbuh 10,4% yoy, atau meningkat dibandingkan Maret yang sebesar 7,6%.

Pertumbuhan ini didorong oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran dana asing ke Surat Berharga Negara (SBN) domestik, sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

“Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel,” kata Ramdan.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan utang terus diarahkan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan utang.

Sektor-sektor yang mendapat porsi besar dari ULN pemerintah antara lain jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,3%), administrasi pemerintahan dan pertahanan (18,7%), jasa pendidikan (16,4%), konstruksi (12,0%), serta transportasi dan pergudangan (8,7%). Hampir seluruh ULN pemerintah, yakni 99,9%, merupakan utang jangka panjang.

Utang Luar Negeri Swasta

Sementara ULN swasta tercatat sebesar US$ 194,8 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,6% yoy, sedikit membaik dari kontraksi 1,0% pada Maret. Kontraksi ini terutama terjadi pada sektor non-keuangan, meskipun ULN lembaga keuangan tumbuh 2,9% yoy setelah sempat terkontraksi pada bulan sebelumnya.

ULN swasta masih terkonsentrasi pada sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 80% dari total ULN swasta. Komposisi utang jangka panjang tetap dominan, yaitu 76,9%.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, dengan prinsip kehati-hatian yang diterapkan dalam pengelolaannya,” ujar Ramdan.

Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga turun menjadi 30,3% pada April dari sebelumnya 30,6% pada Maret. Sebanyak 85,1% dari total ULN Indonesia merupakan utang jangka panjang.

Bank Indonesia dan pemerintah berkomitmen menjaga struktur ULN yang sehat dengan memperkuat koordinasi pemantauan, sekaligus mengoptimalkan peran utang luar negeri untuk pembiayaan pembangunan yang berkelanjutan dan meminimalkan risiko terhadap stabilitas ekonomi nasional.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan