Rupiah Terancam Melemah Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Kenapa?
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat cukup tajam setelah hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC), walau The Fed sesuai perkiraan memangkas suku bunga,” ujar Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (30/10).
Meski Bank Sentral AS memangkas suku bunga, Lukman mengatakan secara mengejutkan The Fed memberikan pernyataan hawkish, khususnya terkait ketidakpastian pemangkasan berikutnya.
Hawkish adalah sikap bank sentral yang lebih fokus mengendalikan inflasi dan cenderung menaikkan suku bunga. Sikap ini biasanya membuat mata uang negara tersebut menguat karena dianggap menarik bagi investor.
“Rupiah akan berada di level Rp 16.550 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS,” tambah Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah berada di level Rp 16.633 per dolar AS. Nilai ini melemah 16 poin atau 0,10% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Dukung Penurunan Suku Bunga Lebih Besar
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan keputusan The Fed saat ini mendukung penurunan suku bunga yang lebih besar sebesar 50 bps, konsisten dengan FOMC sebelumnya.
Namun, Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga. Dalam pidato pasca-rapat, Ketua The Fed Jerome Powell, mencatat pemotongan suku bunga pada Desember 2025 bukanlah kepastian, menunjukkan sikap hati-hati di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS.
“Menyusul komentar Powell, investor menilai kembali ekspektasi untuk pelonggaran lebih lanjut,” ujar Josua.
Josua memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 16.575 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS pada hari ini.
