Rupiah mengalami fluktuasi serius di 2024, dimulai dari Rp 15.719 hingga mencapai Rp 16.248 pada Desember, dipicu oleh kuatnya dolar AS dan konflik geopolitik.
Fluktuasi indeks Wall Street pada Kamis dengan Dow Jones hampir menghentikan penurunan terpanjang sejak 1974, sementara S&P 500 dan Nasdaq melemah seiring sesi berlangsung.
Rupiah melemah terhadap dolar AS sebagai respons terhadap kebijakan The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 25 bps dan mengisyaratkan penahanan suku bunga untuk waktu yang lebih lama.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2025, dipengaruhi oleh kebijakan hawkish dan tarif impor yang diusulkan oleh Presiden terpilih AS, Donald Trump.
IHSG diperkirakan akan terus melemah setelah pernyataan hawkish dari Jerome Powell, yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga yang lebih lambat dari ekspektasi pasar.
Wall Street ambruk dengan Dow Jones turun sepuluh hari beruntun, dipicu oleh proyeksi suku bunga The Fed yang mengecewakan dan pengurangan agresifitas pemangkasan suku bunga di masa depan.
The Fed memotong suku bunga sebesar 25 basis poin, menandai pemangkasan ketiga sejak September 2024, sebagai respon terhadap tekanan ekonomi dan tingginya biaya pinjaman.
IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan karena pengaruh pengumuman suku bunga The Fed dan pidato Jerome Powell serta faktor nonfundamental seperti periode penawaran umum dari tiga emiten.
Rupiah diperkirakan akan menguat dengan potensi mencapai Rp 15.950 per dolar AS menjelang pengumuman kebijakan Federal Reserve dan berdasarkan data ekonomi AS yang positif.
The Fed diproyeksikan hanya akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada akhir 2024, dengan pertimbangan inflasi yang naik dan proyeksi ekonomi baru.
IHSG terkoreksi dipengaruhi oleh data ekonomi Cina yang kurang memuaskan dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, berpotensi rebound dengan strategi buy on weakness.
Wall Street bergerak fluktatif dengan Nasdaq mencatat rekor tertinggi, sementara investor menantikan keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga mendatang.
IHSG mengalami penurunan pada awal minggu, dipengaruhi oleh data ekonomi Cina dan antisipasi keputusan The Federal Reserve. Phintraco dan MNC Sekuritas memberikan rekomendasi strategis.
Wall Street merespon data ekonomi AS yang kurang memuaskan dengan kestabilan yang tipis. S&P 500 dan Dow Jones mengalami penurunan mingguan, sementara Nasdaq mencatat kenaikan.
Di tengah inflasi AS yang naik menjadi 2,7% November 2024, The Fed diperkirakan akan tetap memangkas suku bunganya untuk merangsang ekonomi dan pasar tenaga kerja.