Rupiah Rawan Tertekan, Analis Perkirakan Pelemahan ke Rp 16.750 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah kembali menghadapi tekanan berlapis di tengah kombinasi sentimen global dan domestik. Sejumlah analis memperkirakan rupiah masih akan bergerak melemah terhadap dolar AS hari ini.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah masih dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Amerika Serikat yang menyusut belakangan. “Ini masih menjadi momok untuk rupiah,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (14/11).
Ariston menambahkan, kebijakan Bank Indonesia yang cenderung longgar serta berbagai stimulus pemerintah juga mengurangi daya tarik rupiah di mata investor. Belum lagi indeks saham AS yang ditutup negatif menambah tekanan bagi aset berisiko.
“Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 16.750 per dolar AS dengan support di sekitar Rp 16.700 per dolar AS,” kata dia.
Meski diprediksi melemah, berdasarkan data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka pada level Rp 16.713 per dolar AS, menguat 15 poin atau 0,09% dari penutupan sebelumnya.
Soroti Shutdown Pemerintah AS
Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, memproyeksikan depresiasi lanjutan menuju level Rp 16.740 per dolar AS. Fikri menyoroti bahwa berakhirnya shutdown pemerintah AS justru memunculkan potensi data ekonomi yang tidak lengkap akibat keterlambatan publikasi.
“Hal ini menimbulkan kekhawatiran Bank Sentral AS (The Fed) akan lebih sulit mengambil keputusan di tengah data yang terbata-bata,” kata Fikri.
Kondisi ini membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps pada Desember 2025 turun menjadi sekitar 50%.
Fikri menambahkan, lelang Surat Berharga Rupiah Indonesia (SRBI) hari ini dapat menjadi penyangga. Jika minat investor asing tinggi, SRBI berpotensi meredam tekanan terhadap rupiah.
Selain itu, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan rupiah masih berada dalam tren pelemahan seiring menguatnya dolar AS. Sentimen risk-off muncul setelah sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pernyataan bernuansa hawkish, yang menurunkan peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
“Rupiah akan berada di level Rp 16.650 per dolar AS hingga Rp 16.800 per dolar AS,” kata Lukman.
