Banjir Sumatera Tekan Laju Ekonomi, Target Pertumbuhan Kuartal IV 2025 Terancam

Rahayu Subekti
3 Desember 2025, 16:56
pertumbuhan ekonomi, banjir sumatera
ANTARA FOTO/Suhendra/Lmo/tom.
Foto udara warga melintas di genangan air pascabanjir bandang di Kota Langsa, Aceh, Selasa (2/12/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik. Sejumlah ekonom mengungkapkan kondisi ini berpotensi mengubah peta pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025.

Tragedi yang menimbulkan korban meninggal hingga 753 jiwa itu bisa menekan potensi ekonomi. Direktur Eksekutif Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan sebagian besar aktivitas ekonomi di wilayah tersebut tersendat.

“Tiga provinsi itu punya kontribusi terhadap ekonomi yang cukup signifikan. Jadi sekitar 9%-an terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional,” kata Faisal kepada Katadata.co.id, Rabu (3/12).

Perkiraannya, bencana di Sumatera bisa menekan pertumbuhan ekonomi pada kuartal akhir 2025. Target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2025 dari CORE Indonesia juga berubah usai adanya bencana tersebut.

“Mestinya pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025 itu berada pada kisaran 5,2%-5,4%. Tapi dengan kondisi tadi ini bisa jadi hanya 5,2% atau bahkan di bawah 5,2%,” ujarnya.

Pemerintah telah mematok pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun ini bisa melesat di kisaran 5,6% hingga 5,7%. Bencana alam di Sumatera berpotensi membuat target tersebut tidak tercapai.

Konsumsi Lemah, Logistik Macet

Efek terbesar datang dari melemahnya konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen terbesar yang selama ini menjaga daya tahan ekonomi Indonesia. Banjir memaksa masyarakat menahan belanja, memindahkan prioritas ke kebutuhan darurat, dan membatasi mobilitas di banyak wilayah.

“Dampaknya tentu kondisi ini membuat terhambatnya konsumsi rumah tangga dan aktivitas-aktivitas lain, termasuk konsumsi pemerintah mungkin,” kata Faisal.

Lalu, gangguan logistik akan memperlemah keadaan tersebut. Hal ini karenanya terputusnya jalur distribusi, akses antarwilayah menyempit, dan biaya pengiriman meningkat.

Aktivitas sektor pertanian, perdagangan, pertambangan, hingga industri manufaktur ikut jatuh. Pariwisata, yang biasanya menjadi penyegar ekonomi Sumatera di libur akhir tahun, juga berpotensi berhenti mendadak.

“Jadi banyak sektor yang terdampak. Dengan adanya banjir di Sumatera, saya pikir konsumsi masyarakat tidak akan lebih dari 4,9%,” ujarnya.  

Tercatat konsumsi masyarakat pada kuartal III 2025 hanya di level 4,89% secara tahunan. Angka ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,97%.

Proyeksi Pemerintah Tergeser dari Realita Lapangan

Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi juga menilai kondisi saat ini membuat pemerintah perlu menurunkan ekspektasinya. Bencana alam di Sumatera hampir pasti akan menekan pertumbuhan ekonomi.

“Kerusakan infrastruktur dan terhentinya aktivitas ekonomi di banyak kabupaten di Sumatera mengurangi efek dorongan itu,” kata Syafruddin.

Putusnya jalan nasional, jembatan rusak, rumah usaha terendam, dan lahan pertanian gagal panen membuat produksi dan distribusi kehilangan momentum. Semua kondisi ini menekan produksi, distribusi, dan belanja rumah tangga di kawasan yang menyumbang lebih dari seperlima PDB nasional.

“Rekonstruksi memang akan memicu belanja pemerintah dan proyek padat karya sehingga kontraksi tidak menjadi terlalu dalam, tetapi secara realistis pertumbuhan kuartal IV cenderung bergerak di sekitar 5%,” ujar Syafruddin.

Menurut dia, pemerintah perlu menyesuaikan narasi proyeksinya agar kebijakan fiskal yang dijalankan tidak terjebak pada optimisme berlebihan yang mengabaikan situasi riil di lapangan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...