Airlangga: Industri Kosmetik Catat Kinerja Positif, Tumbuh 4,73% per Tahun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan industri kosmetik nasional mencatatkan kinerja positif. Sepanjang tahun 2025 pendapatan pasar kosmetik Indonesia mencapai sekitar Rp 35,6 triliun.
“Diperkirakan ke depan akan tumbuh sebesar 4,73% per tahun,” kata Airlangga dalam acara Opening Ceremony Jakarta X Beauty 2025 di Jakarta, Kamis (4/12).
Segmen personal care, skincare, dan makeup menjadi kontributor dominan. Hal ini seiring meningkatnya kebutuhan perawatan diri dan kesadaran konsumen terhadap kualitas produk.
Pertumbuhan pesat tersebut juga tidak terlepas dari peran para entrepreneur muda yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan pengembangan bisnis. Airlangga mengapresiasi dinamika tersebut karena turut mendorong lahirnya berbagai start-up baru yang memperkuat ekosistem industri kecantikan.
Konsumsi masyarakat pada kategori pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan diri turut menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2025. Sektor ini mengalami kenaikan dari 2,91% pada kuartal kedua menjadi 4,21% pada kuartal ketiga 2025.
“Ini menunjukkan tingginya minat dan daya beli terhadap produk sandang maupun perawatan diri,” ujar Airlangga.
Generasi Muda Punya Peran Strategis
Pertumbuhan industri kecantikan tersebut didukung generasi muda. Airlangga mengatakan generasi muda memiliki peran strategis sebagai penggerak tren, pencipta konten, sekaligus pengawas informal di ruang digital.
Dalam ekosistem seperti ini, kualitas dan keamanan produk menjadi faktor krusial yang harus dijaga pelaku usaha. “Ini karena pengalaman negatif dapat dengan cepat menyebar dan memengaruhi reputasi brand,” ujarnya,
Airlangga menambahkan pemerintah bersama Badan Pusat Statistik telah menyiapkan langkah strategis untuk memperbaiki pencatatan data industri kecantikan. Salah satunya melalui pemecahan Harmonized System (HS) Number atau International Standard Industrial Classification (ISIC) khusus bagi produk inovasi dalam negeri yang masih melakukan kontrak manufaktur atau contract manufacturing di luar negeri.
“Dan kebijakan ini akan mulai berlaku tahun depan. Berapa banyak inovasi dalam negeri yang contract manufacturing-nya luar negeri termonitor, baik Korea ataupun Cina, menjadi salah satu sumber yang luar biasa sebelum full diproduksi di dalam negeri,” kata Airlangga.
