3 Provinsi Terpukul Bencana, Apakah Target Ekonomi Tumbuh 5,4% Bisa Tercapai?

Andi M. Arief
4 Desember 2025, 14:34
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Mensos Saifullah Yusuf (kiri) dan Mensesneg Prasetyo Hadi (kanan) memberikan pengumuman paket stimulus ekonomi di Kantor Pos Cikini, Jakarta, Jumat (17/10/2025). Pemerintah mengumumkan paket stimul
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Mensos Saifullah Yusuf (kiri) dan Mensesneg Prasetyo Hadi (kanan) memberikan pengumuman paket stimulus ekonomi di Kantor Pos Cikini, Jakarta, Jumat (17/10/2025). Pemerintah mengumumkan paket stimulus tambahan berupa BLT tambahan senilai total Rp30 triliun dan perluasan program magang berbayar menjadi 80 ribu peserta.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bencana longsor dan banjir di DI Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akan menekan pertumbuhan ekonomi di tiga provinsi tersebut. Namun Airlangga optimistis target pertumbuhan ekonomi nasional 5,4% sampai 5,6% masih dapat tercapai pada 2025.

Badan Pusat Statistik mendata jumlah perekonomian DI Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai Rp 469,43 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. Angka tersebut setara dengan 7,75% perekonomian nasional pada Juli-September 2025 senilai Rp 6.060 triliun.

"Perekonomian di daerah bencana dipastikan turun. Tentu kami prihatin dengan situasi yang ada. Namun perekonomian di provinsi lain akan tetap kami pacu agar mencapai rentang 5,4% sampai 5,6%," kata Airlangga di Jakarta Selatan, (4/12).

Airlangga belum memproyeksikan berapa penurunan perekonomian yang akan terjadi di DI Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Namun pemerintah akan memastikan perekonomian di ketiga provinsi tersebut tidak akan negatif.

Dia mengatakan strategi untuk menjaga perekonomian di daerah bencana adalah pemberian relaksasi berupa restrukturisasi kredit dan penghapusan kredit. Menurutnya, pelaku UMKM di ketiga provinsi tersebut sudah dapat menikmati insentif tersebut saat ini.

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi d Sumatra Barat tercatat susut 0,1% secara kuartalan pada Juli-September 2025 menjadi Rp 88,31 triliun. Namun angka tersebut lebih besar 3,36% jika dibandingkan realisasi kuartal ketiga tahun lalu senilai Rp 83,52 triliun.

Adapun pertumbuhan ekonomi terbesar dari tiga provinsi terdampak bencana pada kuartal ketiga tahun ini dimiliki Sumatra Utara, yakni 4,55% secara tahunan menjadi Rp 315,56 triliun. Sumber pertumbuhan ekonomi terbesar di Kota Melayu Deli adalah sektor pertanian atau hingga 25,84%.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan masih tersedia anggaran untuk penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain itu, pemerintah juga siap untuk menambah alokasi dana bagi BNPB jika diperlukan.

Purbaya menyatakan bahwa saat ini BNPB masih memegang dana siap pakai (DSP) dalam jumlah yang cukup aman untuk operasional tanggap darurat. “Masih ada sekitar Rp 500 miliar lebih (dana) di BNPB yang siap (untuk dipakai),” ujarnya saat ditemui awak media di Jakarta, Senin malam (1/12).

Mekanisme penambahan anggaran melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT), ia mengatakan, siap diaktifkan kapan saja sesuai kebutuhan di lapangan. Purbaya pun meminta BNPB untuk tidak ragu mengajukan permintaan jika dana yang tersedia mulai menipis dan memastikan pihaknya akan segera memproses pencairan dana ABT tersebut saat diminta.

Alokasi penambahan dana akan diambil dari pos darurat bencana yang memang telah disiapkan dalam APBN. Purbaya memastikan kapasitas fiskal negara sangat memadai untuk menanggung biaya penanganan bencana tersebut, termasuk jika nantinya ada pengajuan untuk kebutuhan rehabilitasi maupun perlindungan sosial bagi para korban.

“Tergantung pengajuan dari BNPB seperti apa, tapi uangnya cukup,” imbuhnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...