Foto: Geliat Ekonomi dan Wisata Desa Usai Listrik Masuk Jabal Antara
Habis gelap terbitlah terang. Jalan di lembah pegunungan dan hamparan rumah penduduk di Dusun Jabal Antara tidak lagi gelap. Listrik sudah masuk ke dusun tersebut. Kini, anak-anak sudah bisa belajar dan mengaji di tempat yang terang. Cahaya lampu seakan-akan menembus kabut yang menyelimuti desa yang baru saja kedatangan energi seterum tersebut.
Warga Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara itu akhirnya menikmati listrik yang dipasok PT Perusahaan Listrik Negara. Sudah bertahun-tahun warga di sana menantikan kehadiran listrik.
Bagi warga desa terpencil, menikmati aliran listrik merupakan bentuk kemerdekaan untuk mendapat hak yang sama seperti warga negara lainnya. Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Sudah seharusnya listrik tidak hanya terdapat di kota-kota, tetapi juga menerangi desa-desa.
Sebelum ada listrik, rumah warga belum seterang sekarang, Kebanyakan penduduk masih memanfaatkan teplok, obor, maupun lilin untuk penerangan rumah. Tentu saja penggunaan penerangan tersebut kurang nyaman dan cukup berbahaya. Ada risiko besar akan kebakaran.
Bukan hanya untuk menerangi rumah, listrik juga menyinari jalan-jalan desa yang sangat membantu setiap kendaraan. Kehadiran listrik pun menumbuhkan geliat perekonomian di kawasan wisata baru Gunung Sala, Aceh Utara.
Kini bermunculan warung-warung kopi di atas puncak gunung yang menjadi pelanggan PLN. Warga di sana sudah bisa mengolah hasil perkebunan seperti kopi, serai wangi, nilam, dan hasil perkebunan lainnya pada malam hari.
Menjelang akhir 2020, listrik sudah bisa dinikmati warga setelah PLN membangun tiang dan jaringan listrik dari Desa Krueng Tuan, menuju desa-desa perbatasan Aceh Utara di lintas KAA-Bener Meriah.
"Desa kami sekarang sudah terang, tidak lagi gelap. Kami bisa melakukan aktivitas di malam hari, anak-anak kami sudah bisa mengaji dan belajar dengan nyaman," kata Idris Bendung, seorang tetua desa setempat.
Abdul Mukhlis, General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh, mengatakan total konsumen di Aceh hingga Oktober 2020 sebanyak 1.544.986 pelanggan. Rinciannya, pascabayar 792.668 pelanggan atau sebesar 51,3 persen dan prabayar 753.318 pelanggan atau 48,7 persen.
Beban puncak kelistrikan Aceh ketika itu 572,9 MW dengan daya sistem yang ada dari seluruh pembangkit yakni sebesar 641,7 MW. Hal ini menjadikan Provinsi Aceh merupakan provinsi pertama di Pulau Sumatera yang desanya telah teraliri listrik 100 persen.
Foto dan teks: Rahmad