Foto: Aksi Blokade Jalan Tol, Warga Gelar Shalat Tarawih

Deru mesin sesekali bunyi klakson terdengar karena akses kendaraan ditutup. Sejumlah aparat kepolisian tampak bersiaga dan mencoba mengatur arus lalu lintas di akses Tol Jatikarya. Beberapa balok kayu juga terlihat tercecer di jalan. Balok itu sengaja diletakkan oleh ahli waris sebagai bentuk penegasan bahwa akses Tol Jatikarya tak bisa dilintasi kendaraan. "Bayar dulu tanah kami," ujar salah satu warga dalam protesnya.

Ahli waris lahan Tol Jatikarya kembali memblokade akses Tol Cimanggis-Cibitung pada Senin (10/4). Berdasarkan laporan warga, ruas Tol Jatikarya mulai ditutup pada pukul 14.56 WIB. Puluhan warga yang merupakan ahli waris memblokade ruas tol tersebut. Blokade itu merupakan bentuk protes dari biaya konsyinyasi atau ganti rugi lahan yang tak kunjung dibayarkan hingga saat ini.

Beberapa dari mereka terlihat membawa spanduk dan bendera merah putih sebagai atribut pelengkap aksi. Akibat pemblokiran jalan tersebut, ruas Tol Cimanggis-Cibitung akses Tol Jatikarya lumpuh. Kendaraan tampak mengular akibat pemblokiran ruas tol tersebut. Aksi penutupan GT Jatikarya pada Senin (10/4) ini bukan kali pertama terjadi. Protes ini terus terjadi berulang kali, tetapi tak kunjung digubris.

Hari berganti petang, adzan magrib telah berkumandang, namun warga tetap bertahan di ruas jalan tol. Pantauan katadata, warga tetap bertahan dan melanjutkan aksi bolakde hingga malam hari. Bahkan, untuk menunjukkan keseriusan terhadap tuntutannya,  warga menggelar solat tarawih berjamaah.

Menurut salah satu ahli waris, ada oknum yang menghambat pencairan uang ganti rugi lahan mereka. Diduga, penghambatan pencairan itu terjadi karena pihak BPN tidak kunjung menerbitkan surat pengantar pencairan ganti rugi. Padahal, Kementerian PUPR sudah membayar secara sukarela di Pengadilan Negeri Bekasi, sesuai dengan penetapan No.20/EKS.G/2021/PN.Bks Tanggal 2 Juni 2021 Jo. Berita Acara Teguran/Aanmaning Tanggal 15 Juni 2021 dan Tanggal 22 Juni 2021.