Foto: Siasat Warga Jakarta, Bertahan Hidup di Kolong Tol
Jakarta memang kota yang tak pernah berhenti bersolek. Pembangunan infrastruktur terus dilakukan. Hal ini dibarengi dengan sejumlah pembangunan yang sifatnya estetik dan artistik. Tetapi, bukan Jakarta namanya apabila pembangunan tersebut tak diiringi oleh drama, terutama dari segi dana dan masyarakat urban yang harus menerima dampaknya.
Seperti halnya siasat kaum urban di Kolong Domba, ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena pekerjaan tidak menentu, Jakarta, Selasa (20/6).
Sutarjo (75) yang sudah menetap puluhan tahun mengatakan, dirinya kerap merasakan resah akibat unggahan salah satu konten yang dimuat di sosial media Tik-tok. "Belum lama ini memang tempat tinggal kita dibuat viral oleh salah satu konten kreator, hal itu membuat kami beberapa kali didatangi media maupun pihak berwenang" ujarnya.
Seperti tertuang dalam Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan antar semester garis kemiskinan tertinggi dalam tujuh tahun di provinsi ini adalah 10,31 persen dan terendah sebesar 0,36 persen, dengan tren garis kemiskinan yang terus naik. Pertumbuhan garis kemiskinan tahun ini masih mencatatkan angka lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19.
Benang merah dari berbagai siasat yang dilakukan warga Jakarta memang tak pernah redup, meski konflik kepentingan terus menjadi tantangan pengelolaan lahan di Indonesia. Data yang tersedia menunjukkan konflik tak kunjung mereda.
Sejauh ini, merujuk arsip Mahkamah Agung, tercatat 14.861 kasus sengketa lahan di Indonesia yang berlanjut ke tahap kasasi hingga akhir 2018. Sementara, berdasarkan Catatan Akhir Tahun Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), sepanjang tahun lalu saja terdapat 410 konflik agraria dengan luasan wilayah lebih dari 807 ribu hektar.
Sekitar 87.568 kepala keluarga terdampak atas berbagai konflik tersebut. Pemerintah mengaku ada 154 kasus konflik agraria yang butuh penanganan jangka panjang dan belum menunjukkan tanda-tanda bisa segera terselesaikan di tahun 2019.
Berdasarkan pulau, DKI Jakarta ada di posisi tertinggi di pulau Jawa Bali dan Nusa Tenggara. Tahun ini, pertumbuhan di provinsi ini tercatat lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional.
Konflik agraria di berbagai wilayah Indonesia meningkat sepanjang 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Seluruh pihak, khususnya pemerintah, harus menunjukkan sikap atau kemauan politik yang kuat untuk benar-benar menyelesaikan konflik agraria yang telah mengakar selama puluhan tahun ini.
Rumah-rumah semi permanen berbahan dasar triplek dan seng telah dibangun warga selama puluhan lamanya, Meski terlihat tak nyaman, namun hal ini merupakan siasat Sutrjo dan teman-teman untuk tetap bisa berthan hidup di Jakarta. "Saya hanya bisa membayangkan sulitnya hidup dalam ketakutan, kekesalan dan ketidakpastian akan sebuah rumah pada saat ini" imbuhnya. Pada akhirnya, kepemilikan atas tanah memang tak hanya berkaitan dengan harapan akan rumah dan rasa aman, namun juga cara mengakui eksistensi dan harkat martabat sebagai warga kota.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga beraktivitas di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga melintas di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga beraktivitas di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga melintas di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga mencukur kumis di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) terlihat di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga melintas di depan tempat tinggalnya di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga melintas di depan pintu akses menuju permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Seekor kucing terlihat bersandar di depan Taman Kanak-kanak Kolong Domba di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Seorang anak berjalan di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Tangan warga terlihat di ssela=sela tembok pemnatas di permukiman di bawah Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa (19/6). Ratusan warga memilih bertahan hidup di tengah gelapnya kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar, Jakarta. Meski pernah ditertibkan, mereka tetap kembali karena kondisi pekerjaan semakin tak menentu.