Defisit Anggaran AS Tembus US$ 3 Triliun Imbas Belanja Stimulus Corona
Berbagai paket stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk meredam dampak pandemi corona menyebabkan defisit anggaran untuk tahun fiskal 2020 membengkak hingga mencapai US$ 3,13 triliun.
Angka ini lebih dari tiga kali lipat defisit anggaran tahun lalu sebesar US$ 948 miliar, dan dua kali lipat dari rekor tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya sebesar US$ 1,42 triliun pada 2009 imbas dari krisis keuangan global ketika itu.
Pada awal tahun fiskal 2020 yang berakhir 30 September, pemerintah AS sebelumnya telah memperkirakan defisit anggaran sebesar US$ 1 triliun. Namun ketika pandemi membuat sejumlah sektor ekonomi seperti sektor perjalanan, ritel, dan bisnis kecil tak bergerak.
Untuk meredam dampak pandemi terhadap perekonomian, pemerintah AS menambah belanjanya hingga US$ 2,1 triliun menjadi US$ 6,55 triliun. Lonjakan belanja tersebut hampir seluruhnya berasal dari program bantuan Covid-19 seperti peningkatan anggaran kesehatan, stimulus dan kompensasi penangguran, serta program penyelamatan bisnis.
Dampak dari berbagai stimulus tersebut membuat penerimaan untuk tahun fiskal 2020 hanya turun 1% atau sebesar US$ 43 miliar menjadi US$ 3,42 triliun. Namun angka defisit tersebut bisa saja lebih besar kalau saja Presiden AS Donald Trump dan kongres bisa mencapai kesepakatan terkait paket stimulus ekonomi berikutnya.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menekankan bahwa turunnya penerimaan yang hanya 1% didorong oleh dibukanya aktivitas ekonomi pada Juli. “Pemerintah tetap berkomitmen penuh untuk mendukung pekerja, keluarga, dan bisnis Amerika untuk memastikan kelanjutan pemulihan ekonomi,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/10).
Sementara itu utang pemerintah AS pada akhir tahun fiskal 2020 tercatat sebesar US$ 27 triliun dengan sebesar US$ 6 triliun dipegang oleh publik. Penerimaan pajak mencapai US$ 1,61 triliun atau turun US$ 203 miliar dibanding proyeksi.