Gara-gara DMO Batu Bara, Laba Indika Energy Semester I Hanya Rp 171 M

Image title
4 Agustus 2021, 14:21
indika energy, laba indika energy, penjualan batu bara, dmo batu bara
Arief Kamaludin|Katadata

PT Indika Energy Tbk (INDY) menyampaikan telah kehilangan potensi pendapatan imbas kebijakan harga batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligations (DMO).

Pasalnya harga jual batu bara untuk pasar domestik, khususnya untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN dipatok US$ 70 per ton, jauh di bawah harga ekspor yang telah menyentuh US$ 140 per ton atau harga acuan Indonesia US$ 130 per ton.

Director and Group Chief Financial Officer Indika Energy, Retina Rosabai, menjelaskan bahwa pendapatan meningkat tajam imbas kenaikan harga batu bara di pasar ekspor. Namun, di sisi lain penjualan untuk sektor kelistrikan di dalam negeri juga meningkat tajam melebihi batas pemenuhan DMO yang sebesar 25% dari volume.

Hal tersebut pun berdampak pada keuntungan yang seharusnya didapatkan perusahaan. "Batas (volume) DMO itu 25%, pada semester I ini kami telah mencapai 35%," kata Retina dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (4/8).

Padahal kalau dilihat dari segi penjualan tersebut, laba bersih perusahaan seharusnya bisa lebih tinggi US$ 12 juta. Namun karena perusahaan memasok batu bara untuk kebutuhan DMO lebih 1,9 juta ton dari batas volume 25%, mengakibatkan rata rata penjualan yang bisa dicapai perusahaan menjadi lebih rendah.

"Kalau kami bisa menjual 1,9 juta ton itu ke pasar ekspor, potensi daripada 1,9 juta itu adalah sekitar US$ 12 juta. Jadi kalau kami ekspor semua (laba) bisa menjadi US$ 24 juta," kata dia. Simak kinerja ekspor batu bara Indonesia pada databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...