Luhut: RI Jadi Negara Berpendapatan Tinggi pada 2035 dengan Hilirisasi

Andi M. Arief
12 November 2022, 11:24
luhut, hilirisasi, nikel,
Katadata/Wahyu Dwi Jayanto
Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keynote speech pada BloombergNEF Summit di Nusa Dua, Bali. Luhut berbicara tentang kemajuan yang dicapai Indonesia dengan melakukan hilirisasi nikel.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia dapat menjadi negara berpendapatan tinggi dengan pendapatan per kapita nasional US$ 10.000 pada 2035, dengan melakukan hilirisasi industri.

Prediksi tersebut lebih cepat dibandingkan prediksi Bloomberg yang menyatakan Indonesia dapat menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2050. Bloomberg meramalkan pendapatan per kapita Indonesia baru mencapai US$ 9.980 pada pertengahan abad ini.

"Karena kalkulasi kalian hanya memperkirakan bijih nikel, tapi kami punya bauksit, timah, tembaga dan minyak kelapa sawit," kata Menko Marves Luhut dalam Bloomberg NEF Summit 2022 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11).

Khusus industri minyak kelapa sawit, Luhut memperkirakan produksi minyak kelapa sawit dapat mencapai 100 juta ton pada 2045. Pada 2021, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki mendata hasil produksi industri minyak kelapa sawit hanya sekitar 50 juta ton.

Pada 2045, Luhut mengatakan hasil produksi industri minyak kelapa sawit akan diserap oleh industri pangan dan energi masing-masing 45%. Adapun, selebihnya akan dialokasikan untuk mengembangkan energi bersih, sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor minyak mentah.

Menurut Luhut kemajuan yang dicapai Indonesia hari ini salah satunya berkat hilirisasi, terutama dari komoditas bijih nikel. Oleh karena itu Luhut meminta kepada negara maju agar negara-negara berkembang, seperti Indonesia, dibolehkan untuk mengolah bahan mentahnya sendiri.

"Kalian (negara maju) silakan berinvestasi karena itu akan membantu kami, negara berkembang, tidak hanya Indonesia, untuk mengentaskan kemiskinan dengan mengembangkan industri hilir," ujarnya.

Luhut pun membeberkan bahwa tahun lalu Indonesia berhasil membukukan nilai ekspor tertingginya dalam sejarah sebesar US$ 232 miliar, yang diprediksi akan meningkat menjadi US$ 292 miliar pada 2022. Kenaikan tersebut tidak hanya didorong oleh tingginya harga komoditas saat ini, tapi juga berkat hilirisasi industri.

"Sekarang ekonomi Indonesia telah bertransformasi dan tidak lagi mengandalkan ekspor bahan mentah. Dulu kami mengekspor bijih nikel, nilainya hanya US$ 1,4-1,5 miliar. Tahun menjadi US$ 21 miliar (berkat hilirisasi nikel). Jadi Anda lihat perbedaannya, itu (hilirisasi) membuka ratusan ribu lapangan kerja baru," kata Luhut.

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...