Tawarkan Bunga Menarik, Obligasi Global RI Diserbu Investor AS

Agatha Olivia Victoria
16 April 2020, 15:47
obligasi global, surat utang negara, surat utang, amerika serikat,
Arief Kamaludin|KATADATA
Obligasi global pemerintah berdenominasi dolar AS diserbu investor asal negeri Paman Sam.

Pemerintah telah mentransaksikan penjualan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) dengan total nominal US$ 4,3 miliar atau Rp 69 triliun. Dari hasil penetapan transaksi, terlihat bahwa investor AS paling berminat pada obligasi global Indonesia.

Pada SUN dengan seri RI030 investor AS merupakan peminat tertinggi dengan porsi 45%, disusul investor Eropa 25%, Asia selain Indonesia 21%, dan lokal 9%. Pada SUN seri RI1050, investor AS mendapatkan porsi 52%, Eropa 20%, investor Asia selain Indonesia 26%, dan lokal 2%.

Advertisement

SUN dengan seri RI0470, yang menjadi SUN dengan tenor terpanjang dalam sejarah penerbitan obligasi global RI, investor AS mendapatkan porsi 44%, Eropa 38%, Asia selain Indonesia 18%. Sementara tak ada investor lokal yang berminat pada seri ini.

(Baca: RI Negara Pertama Asia yang Jual Obligasi Global Rp 69 T saat Pandemi)

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan banyaknya investor dari AS yang tertarik dengan obligasi global RI lantaran imbal hasil yang ditawarkan AS saat ini sedang dalam posisi yang sangat rendah.

"Sementara di tengah situasi dan kondisi seperti ini, pelaku pasar dan investor membutuhkan portfolio investasi yang dapat menjaga return on investment milik mereka," kata Nico kepada Katadata.co.id, Kamis (16/4).

Dengan demikian, Nico menuturkan bahwa kupon dan imbal hasil menjadi salah satu alasan utama investor dari AS mengincar obligasi RI, selain untuk menjaga return investasi mereka. Di sisi lain, kepercayaan pelaku pasar terhadap perekonomian RI turut menjadi faktor.

Senada, Analis Obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengungkapkan, banyaknya investor AS yang tertarik pada SUN global RI bukan tanpa alasan. Salah satunya, investor AS sudah sangat familiar dengan Indonesia.

(Baca: Tumbuh Melambat, Utang Luar Negeri RI Capai Rp 5.800 T pada Februari)

Selain itu, imbal hasil yang ditawarkan Indonesia lebih menarik di saat suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) rendah dan adanya injeksi likuiditas yang dilakukan The Fed. "Imbal hasil yang ditawarkan Indonesia tentunya menurut investor sesuai dengan tingkat risikonya," ucap Handy kepada Katadata.co.id pada kesempatan berbeda.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement