Dibuka Naik 0,22%, IHSG Berpeluang Melaju Didorong Dana Asing

Image title
16 Januari 2019, 11:07
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,22% ke level 6.422,68 pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (16/1) dari penutupan perdagangan kemarin yang ditutup di level 6.408,78. Sesaat setelah dibuka, IHSG sempat terperosok ke zona merah dengan terkoreksi tipis 0,14% ke level 6.394,97, namun IHSG mampu kembali ke zona hijau yakni ke level 6.417,86 pada pukul 10.

Sementara itu kinerja bursa saham di Asia lainnya yang sejauh ini bervariasi. Namun sebagian besar mengawali perdagangan dari zona merah. Nikkei 225 Index sejauh ini sudah turun sebesar 0,89%, Hang Seng Index terkoreksi 0,54%, KLCI Malaysia terkoreksi 0,50%, serta Shanghai Composite Index terkoreksi tipis 0,10% walau sempat naik ke zona hijau. Hanya Strait Times Index yang mengawali dari zona hijau, hingga berita ini ditulis naik 0,20%.

Advertisement

Analis Indosurya William Surya Wijaya mengatakan IHSG akan berada di zona hijau jelang rilis bunga acuan Bank Indonesia (BI) karena dia menilai masih cukup kuat untuk kembali melanjutkan penguatan. Selain itu, laju IHSG juga ditunjang oleh beberapa rilis data perekonomian yang telah terlansir berada dalam kondisi yang cukup baik serta arus deras capital inflow yang masih terjadi sejak awal tahun ini.

(Baca: IHSG Naik 1,15%, Investor Asing Catat Beli Bersih Saham Rp 1,9 Triliun)

"Sehingga dapat kembali menarik minat investor untuk terus masuk ke dalam pasar modal Indonesia, hari ini IHSG berpotensi naik," katanya dalam risetnya. Sementara ini, investor asing telah membukukan pembelian bersih saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp 252,44 miliar.

Sementara itu kepala analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak naik hari ini, terutama didorong arus masuk modal asing. "BEI menikmati net inflows terbesar di antara rekan-rekan di Asia Tenggara year to date. Kami memperkirakan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga kebijakan bulan ini (sesuai dengan harapan konsensus), yang akan diumumkan besok," kata Hariyanto dalam risetnya.

Perkembangan lingkungan eksternal diprediksi akan memperderas aliran masuk modal asing ke pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Perkembangan dari Inggris, hasil pemungutan suara di Parlemen Inggris dikabarkan sebagian besar menolak kesepakatan yang telah dicapai Inggris dengan Uni Eropa, sehingga semakin mempersulit kepergian bersejarah negara itu dari Uni Eropa.

Di sisi lain, reaksi cepat pemerintah Tiongkok dalam merespon turunnya ekspor/impor pada bulan Desember 2018 dengan akan meluncurkan stimulus ekonomi salah satunya dengan memberikan potongan pajak, untuk mencegah terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi sentimen positif yang akan mengangkat kinerja bursa saham Tiongkok dan bursa saham Asia lainnya.

(Baca: Naik 5,3%, Utang Luar Negeri November 2018 Capai Rp 5.220 Triliun)

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement