Babak Baru Esemka, Mobil Nasional yang Beda Nasib dengan Vinfast

Image title
Oleh Abdul Azis Said
6 September 2019, 16:14
Esemka, mobil nasional, proyek mobnas Jokowi, harga mobil Esemka, Vinfast, Proton
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil.

Setelah lama dinanti, nasib mobil nasional Esemka mulai memasuki babak baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik Esemka yang berada di Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (6/9).  PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) akan meluncurkan kendaraan niaga ringan (pikap) dengan nama Esemka Bima 1.2 L dan Esemka Bima 1.3 L. Harga per unit mobil tersebut diperkirakan tidak lebih dari Rp 150 juta. 

Presiden dalam kunjungan tersebut didampingi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Pabrik Esemka berada di lahan seluas 11,5 hektare, tepatnya di Desa Demangan Kecamatan Kosambi, Boyolali. Ada sejumlah bangunan fungsional di pabrik tersebut, antara lain ruang perakitan kendaraan dan mesin, ruang pamer, pengecatan, ruang uji mesin, ruang uji kendaraan, dan ruang inspeksi yang menggunakan bangunan seluas 1,25 ha.

Pada pertengahan April lalu, mobil Esemka mulai dipasarkan dengan skema pre-order, namun terbatas untuk kedua jenis mobil pikap. Padahal, saat itu perusahaan telah mengantongi sertifikat lolos uji tipe untuk delapan model kendaraan mereka dari Kementerian Perhubungan. Kedua tipe yang dipasarkan masing-masing adalah tipe Bima 1.2 L yang memiliki mesin 1.243 cc dan tipe 1.3 L dengan mesin 1.298 cc.

(Baca: Bertolak ke Boyolali, Jokowi Hadiri Peluncuran Mobil Esemka)

Beda Nasib dengan Mobil Nasional Vietnam

Nasib Esemka sempat terkatung-katung lebih dari sepuluh tahun sejak digagas pertama kali pada 2007. Ide mobil nasional (mobnas) yang dielu-elukan pada saat kemunculannya itu justru tak kunjung diresmikan. Kekhawatiran pun muncul, ada spekulasi bahwa nasib Esemka bakal mengikuti kedua pendahulunya, yakni Maleo dan Timor yang bisa dikatakan 'gagal' terealisasi.

Kedua mobnas yang muncul pada tahun-tahun akhir pemerintahan Soeharto itu justru terbengkalai pengembangannya seiring runtuhnya pemerintahan order baru pada akhir 1990-an dan krisis moneter pada 1998. Maleo digagas oleh B.J. Habibie yang pada 1993 menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Sementara mobnas Timor dicetuskan oleh anggota keluarga Cendana, Tommy Soeharto.

Kalau Maleo terbengkalai sebelum berhasil diproduksi massal, lebih miris lagi nasib Timor yang justru sudah berhasil dijual ke pasaran tapi harus terdepak karena terlilit sejumlah persoalan. Latar belakang penggagasnya yang memiliki relasi dekat dengan Presiden RI kedua Soeharto ditengarai menyebabkan perusahaan tersebut menjadi anak emas.

(Baca: Jejak Suram Mobil Nasional, Bagaimana Nasib Esemka?)

Belakangan diketahui bahwa Timor tidak sepenuhnya produksi nasional. Timor hanyalah mobil biasa yang diproduksi oleh KIA, perusahaan otomotif asal Korea Selatan, yang kemudian logo mobilnya diubah menjadi logo Timor. Kebohongan itulah yang kemudian mengantarkan Timor ke jurang kehancuran setelah digugat melanggar asas perdagangan bebas oleh World Trade Organization (WTO).

Setelah bertahun-tahun puasa mobnas, barulah muncul nama baru Esemka. Mobil ini mulai mendapatkan panggung setelah salah satu modelnya, yaitu Esemka Rajawali, pertama kali digunakan oleh Jokowi saat masih menjabat sebagai wali kota Solo. Perakitannya ditangani oleh pelajar SMK di kota Solo dan hal inilah yang membuat Jokowi begitu bangga saat menggunakannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...