Industri Bahan Baku Obat Butuh Dukungan Pemerintah

Hari Widowati
21 Maret 2018, 07:29
pabrik obat Pfizer
ANTARA
Seorang pekerja menyiapkan pengemasan obat-obatan padat.

Industri bahan baku obat dalam negeri hingga kini belum mampu bersaing dengan bahan baku impor akibat tingginya biaya produksi. Padahal, industri bahan baku obat dalam negeri diharapkan mampu berkontribusi sebesar 30% dari total target pangsa pasar industri farmasi Indonesia pada 2025 yang mencapai Rp 700 triliun.

Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GP Farmasi) Kendrariadi Suhanda, mengatakan sekitar 90%-95% bahan baku obat saat ini masih diimpor. Keberadaan industri bahan baku obat dalam negeri diharapkan perlahan-lahan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. Sayangnya, bahan baku obat produksi lokal kurang diminati karena harganya mahal.

"Industri bahan baku obat dalam negeri tidak bisa bersaing dengan bahan baku dari Tiongkok atau India walaupun kualitas produk kita lebih baik tetapi harganya mahal karena biaya produksi tinggi," ujar Kendrariadi.

Salah satu contohnya adalah PT Medifarma Laboratories yang memproduksi amoxycilin yang menjadi bahan baku obat-obatan antibiotik. Meskipun kualitas produknya lebih baik dibandingkan dengan produk impor, amoxycilin tersebut tidak terserap di pasar.

"Kami bisa memproduksi tetapi kami kesulitan menjualnya karena harga tidak bisa bersaing. Kapasitas produksi kami juga kecil, misalnya 100 ton sedangkan Tiongkok dan India bisa mencapai ribuan ton," kata Ketua Harian Pharma Materials Management Club (PMMC) Teddy Iman Soewahjo.

(Baca: Kurangi Impor Bahan Baku, Industri Farmasi Butuh Bioteknologi)

Oleh karena itu, Teddy berharap pemerintah turun tangan untuk menurunkan biaya produksi atau memberikan insentif kepada produsen bahan baku obat lokal. "Harus ada political will dari pemerintah. Misalnya, ekspor bahan baku obat bisa mendapatkan insentif atau impor intermediate untuk bahan baku obat harus lebih murah sehingga Indonesia bisa membuat produk obat dari hulu sampai hilir," ujar Teddy.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...