Membaca Arah Paket Kebijakan Ekonomi Lewat Survei KICI

Wahyu Prasetyawan, Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC)
Oleh Wahyu Prasetyawan
3 Maret 2019, 09:00
Wahyu Prasetyawan, Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC)
Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
Wahyu Prasetyawan, Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC)

Menghadirkan suatu iklim investasi yang menarik merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena mengubah institusi dan kebiasaan yang selama ini sudah berjalan. Terdapat beberapa poin penting dalam paket kebijakan 10 yang diharapkan mampu memperbaiki peringkat kemudahan berbisnis Indonesia (Ease of Doing Business/EODB).

Kemudahan tersebut mencakup memulai usaha, kemudahan pendirian bangunan, pendaftaran properti, pembayaran pajak, akses perkreditan, penegakan kontrak dengan mengatur penyelesaian gugatan sederhana, perdagangan lintas negara, penyelesaian permasalahan kepailitan, dan perlindungan terhadap investor minoritas.

Pertanyaan kedua, apa tujuan dari paket-paket kebijakan tersebut?

Keseluruhan paket kebijakan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal dalam negeri. Kepercayaan investor domestik dan asing dapat meningkat karena mereka melihat pengelolaaan ekonomi Indonesia dengan baik lewat berbagai stimulus paket kebijakan.

Hasilnya, setidaknya, dapat tercermin dalam kenaikan peringkat EODB dari 106 ke 91; kenaikan global competitive index dari peringkat 49 ke 42; dan peringkat layak investasi dari Standard and Poor’s (S&P), Fitch dan Moody’s. Pemerintah tampaknya terus berupaya agar peringkat EODB berada di bawah 40. Peringkat Global Competitiveness Index pun diupayakan terus membaik.

Namun tujuan paket kebijakan ekonomi sejatinya bukan untuk semata-mata memperbaiki peringkat-peringkat seperti yang disebutkan di atas. Tetapi harus diakui peringkat-peringkat tersebut adalah petunjuk mengenai pengelolaan ekonomi. Namun yang jauh lebih penting, salah satunya, menarik investasi untuk datang ke Indonesia.

Tujuan akhir dari paket ekonomi adalah peningkatakan kesejahteraan dan kualitas hidup yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Jadi, walaupun paket kebijakan ekonomi itu bersifat teknis namun tujuannya jelas untuk meningkatkan kemampuan pemerintah mengelola ekonomi yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sudah banyak studi yang mengkonfirmasikan jika peringkat EODB semakin membaik, maka pertumbuhan ekonomi, yang diukur dengan PDB, akan semakin meningkat. Iklim investasi yang semakin atraktif akan menarik investasi asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Investasi yang diharapkan tentu bukan hanya portofolio di dalam pasar modal, melainkan investasi nyata yang menyertakan modal, sumberdaya dan teknologi.

Pertanyaan ketiga, apa dampak penilaian positif investor pasar modal seperti yang tercermin pada KICI bagi ekonomi Indonesia secara umum?

Untuk menjawab pertanyaan ini setidaknya perlu memahami dua tahap yang saling mendukung. Tahap pertama, analisis ini mengikuti pola yang sudah pakem dalam ilmu ekonomi, yaitu persepsi investor terhadap kebijakan ekonomi dapat dijadikan barometer: apakah kebijakan tersebut memiliki dampak positif atau negatif.

Ketika meluncurkan paket kebijakan, pemerintah mungkin belum memiliki gambaran atas respons investor. Lewat data KICI, pemerintah memiliki gambaran yang cukup lengkap mengenai respons para pelaku di pasar modal. Sehingga data KICI dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengevaluasi paket-paket kebijakan yang telah diluncurkannya.

Tahap kedua, penilaian KICI dapat dibaca sebagai suatu sinyal dari pelaku ekonomi domestik ataupun asing yang terlibat dalam industri pasar modal. Sinyal positif dari survei KICI dapat dinilai sebagai refleksi kepercayaan pelaku ekonomi secara langsung atas paket kebijakan ekonomi. Hal itu juga berarti pengelolaan ekonomi yang baik.

Sinyal positif ini berasal dari pelaku yang menerima dampak langsung dari paket kebijakan ekonomi, sehingga memiliki tingkat kredibilitas yang baik. Diharapkan sinyal ini akan mampu diterima pihak lain yang tidak memiliki informasi sebaik investor di Indonesia. Sinyal baik ini diperlukan untuk menjaga agar Indonesia tetap berada dalam layar investor.

Halaman:
Wahyu Prasetyawan, Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC)
Wahyu Prasetyawan
Anggota Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC), Dosen UIN Syarif Hidayatullah.
Editor: Yuliawati

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...