Upaya Mengendalikan BBM Subsidi dan Masa Depan MyPertamina

Jimmy Wijaya
Oleh Jimmy Wijaya
12 Juli 2022, 15:14
Jimmy Wijaya
Katadata

Implementasi pembelian BBM jenis Pertalite dan solar bersubsisi menggunakan aplikasi MyPertamina telah dimulai sejak 1 Juli 2022. Regulasi ini dibuat untuk memastikan agar BBM yang disubsidi negara benar-benar dapat dimanfaatkan oleh mereka yang berhak, bukan untuk golongan menengah atas.

Jomplangnya konsumsi energi khususnya BBM jelas tidak mencerminkan asas keadilan. Kuota yang dialokasikan untuk masyarakat miskin ikut disikat kaum papan atas. Maka tidak heran, kuota tahunan kerap jebol sebelum perayaan tutup tahun tiba.

Padahal jelas, sebagian besar produsen mobil, terutama produksi mutakhir, sudah memberikan mengonsumsi BBM berkualitas. Pabrikan industri otomotif melalui buku panduan dan stiker yang terpampang jelas di tangki kendaraan menganjurkan untuk menggunakan BBM minimal jenis oktan 92 atau setara dengan Pertamax. Kemungkinan, para mereka mengabaikan imbauan pabrikan dengan dalih penghematan tanpa memikirkan efek jangka panjang.

Data kuota dan realisasi BBM dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH) Migas yang dilansir Katadata meyebutkan, penyaluran BBM bersubsidi jenis Pertalite dan solar sudah melampaui 50% dari kuota sejak awal tahun sampai 20 Juni 2022. Rinciannya, penyaluran Pertalite sudah mencapai sekitar 13,26 juta kiloliter (KL) atau 57,56% dari total kuota tahun 2022. Sedangkan penyaluran solar bersubsidi sudah mencapai sekitar 7,73 juta KL atau 51,24% dari total kuota tahun ini.

Pertamina menyebut kalangan mampu lebih banyak menikmati BBM jenis Pertalite termasuk solar subsdi. Sebanyak 60% masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan kaya ini mengonsumsi hampir 80% dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40% masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20% dari total subsidi energi tersebut.

Realitas itulah mengapa MyPertamina sebagai sebuah produk teknologi menjadi sebuah rujukan dalam pengendalian konsumsi. Harapannya sederhana. Dengan aplikasi ini, potensi konsumsi oleh kaum borjuis dapat ditekan sehingga kuota tahunan tetap mencukupi atau bahkan surplus.

BBM jenis Pertalite dan Solar yang disubsidi oleh negara telah diatur dalam Peraturan Presiden No.191/ 2014 dan Surat Keputusan (SK) BPH Migas RI No. 4/p3jbt/bphmigas/kom 2020. Khusus pengguna kendaraan roda 4 yang merasa berhak menggunakan solar subsidi dan Pertalite wajib mendaftarkan kendaraan berikut data diri melalui website, subsiditepat.mypertamina.id

Selanjutnya, konsumen yang datanya tekonfirmasi dapat mendownload kode QR khusus untuk ditunjukkan kepada operator SPBU. Saat melakukan transaksi di SPBU, QR tersebut menjadi petunjuk bahwa orang itu berhak membeli produk Pertalite atau solar bersubsidi.

Pro dan Kontra

Kebijakan membeli Pertalite dan solar subsidi menggunakan MyPertamina rupanya tidak mendapat respons yang begitu baik. Di media sosial, sejumlah masyarakat menumpahkan kesan negatifnya terkait kebijakan ini. Mereka menyebut regulasi tersebut justru meyulitkan dan ribet bahkan ada yang menolak.

Setali tiga uang, MyPertamina, juga mendapatkan berbagai ulasan negatif di Google Play Store dan App Store. Aplikasi ini bahkan mendapatkan rating 1,1 dari 5. Aplikasi ini pun telah di unggah lebih dari 1 juta orang dan telah diulas oleh 163.000 lebih. Mirisnya 99.000 yang telah memberikan ulasan meninggalkan jejak bintang satu. 

Rating rendah ditambah ulasan negatif bukan lantaran fitur yang kurang menarik. Tapi lebih kepada respons efek terhadap kebijakan itu.

Halaman:
Jimmy Wijaya
Jimmy Wijaya

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...