Tantangan Pemerintah dalam Menekan Lonjakan Harga Kedelai

Azizah Fauzi
Oleh Azizah Fauzi
10 April 2023, 11:53
Azizah Fauzi, Peneliti CIPS
Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS)

Fluktuasi harga kedelai yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan sangat meresahkan konsumen Tanah Air, baik perorangan maupun industri. Apakah memperluas area tanam merupakan satu-satunya jalan untuk meningkatkan produktivitas? 

Harga kedelai, baik impor maupun lokal, di tingkat konsumen selama setahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, pada Januari 2023, harga kedelai impor meningkat 22,95% dibandingkan harga pada Januari 2022. Sementara untuk kedelai lokal, harga pada Desember 2022 lebih tinggi 19,40% dibandingkan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Mahalnya harga kedelai tidak hanya berdampak pada konsumsi, juga pada mata pencaharian masyarakat Indonesia. Peningkatan harga yang signifikan tersebut berdampak pada UMKM produsen makanan berbasis kedelai. Diperkirakan ada sekitar lima juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup dari industri pengolahan tahu dan tempe.

Pada 2022 misalnya, banyak pengrajin tahu tempe yang mogok produksi akibat harga kedelai yang terlalu mahal.  Selain tahu dan tempe, kedelai juga digunakan untuk bahan pembuatan tauco atau susu kedelai.

Hingga saat ini, Indonesia masih mengimpor mayoritas dari kedelai yang dikonsumsi. Produksi kedelai lokal masih jauh dari permintaan nasional.

Tantangan dalam memenuhi permintaan kedelai nasional cukup besar, salah satunya dapat dilihat melalui data produksi kedelai nasional yang menurut USDA, terus menurun dalam kurun 2019 hingga 2022 sebesar 16,66% setara 80 ribu ton.

Berdasarkan studi CIPS oleh Kadir Ruslan (2021) mengenai produktivitas hortikultura, budidaya tanaman kedelai di lahan sawah selama ini hanya sebagai tanaman selingan. Produksi yang menurun tetap mengkhawatirkan meski dibarengi dengan penurunan konsumsi kedelai tahunan nasional sebesar 1%, atau mencapai 34 ribu ton kebutuhan nasional pada rentang tahun yang sama.

Merosotnya produksi kedelai di tingkat nasional turut menyumbang peningkatan harga kedelai di tingkat produsen. Sebagai contoh, harga kedelai pada 2021 meningkat 20,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8.013 per kilogram.

Kenaikan harga kedelai di tingkat produsen pun berdampak terhadap keberlangsungan produksi olahan kedelai di Indonesia, terutama di industri olahan tahu dan tempe, sumber protein yang diandalkan masyarakat.

Kenaikan harga kedelai di tingkat produsen pun secara simultan berdampak terhadap harga olahan kedelai di tingkat konsumen. Harga kedelai di tingkat konsumen naik cukup signifikan. Data menunjukkan bahwa harga kedelai domestik di tingkat konsumen per 2019 hingga 2021 naik 11,25%, dari Rp 10.277 menjadi Rp 11.433 per kilogram.

Selain itu, harga kedelai impor di tingkat konsumen menunjukkan eskalasi lebih tinggi dibandingkan dengan impor kedelai domestik, yakni meningkat 18,77% atau Rp 10.145 per kilogram di 2019 menjadi Rp 12.049 pada 2021.

Kedelai merupakan salah satu dari berbagai komoditas pangan yang ditargetkan untuk mencapai swasembada dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2020-2024. Kementerian Pertanian juga menyoroti rendahnya produksi kedelai yang disebabkan oleh belum terdistribusinya benih unggul dengan baik dan rendahnya harga jual yang tidak memberikan keuntungan kepada petani.

Salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengejar peningkatan produksi kedelai nasional serta target swasembada adalah dengan memperluas lahan tanam kedelai. Kedelai juga merupakan salah satu dari beberapa komoditas pangan prioritas yang masuk dalam program Food Estate.

Halaman:
Azizah Fauzi
Azizah Fauzi
Peneliti

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...