Akibatnya, lonjakan kasus yang sangat tinggi ini, fasilitas kesehatan di India dikabarkan hampir ambruk. Jumlah tempat tidur di rumah sakit menipis dan kekurangan pasokan oksigen. Tempat pemakaman dan kremasi jenazah juga dikabarkan kewalahan dalam menampung korban meninggal.

Para ahli memprediksi lonjakan kasus terjadi akibat banyaknya warga yang tidak mau mematuhi protokol kesehatan. Warga India terlena dengan kecepatan dan jumlah vaksinasi di negara tersebut yang sudah menyentuh 100 juta orang dalam 85 hari. Apalagi, pada Januari hingga Februari, kasus Covid-19 di negara itu berada di bawah 20 ribu.

Beberapa waktu lalu, sekitar 3 juta orang berkerumun di tepi Sungai Gangga dan Yamua menjalankan tradisi Kumbh Mela. Mereka mandi beramai-ramai di sungai tersebut tanpa mematuhi protokol kesehatan.

Tak hanya India yang mengalami lonjakan kasus baru Covid-19. Amerika Serikat (AS) berada di urutan kedua negara yang mengalami kenaikan kasus Covid yang sangat signifikan. Mengutip Worldometers, negeri Paman Sam itu mencatatkan 976 ribu penambahan kasus baru selama dua pekan terakhir.

Presiden AS Joe Biden Presiden Biden telah menetapkan target 200 juta suntikan vaksin Covid-19 dalam 100 hari pertamanya menjabat. Vaksinasi pun meningkat di seluruh negeri.

Memang merupakan capaian yang baik, namun hal ini malah membuat masyarakat AS seolah terlena. Beberapa warga di negara-negara bagian AS telah melepas masker dan pembatasan Covid-19 lainnya. Bahkan, banyak juga yang melakukan liburan musim semi dan rekreasi.

Di urutan ketiga jumlah kasus terbanyak adalah Brasil. Negara Amerika Selatan ini mencatat 944 ribu kasus baru dalam dua pekan terakhir. Bahkan, tingkat kematian akibat Covid-19 di negara ini paling tinggi di dunia. Dalam dua pekan terakhir, jumlahnya mencapai 41.166 kematian.

varian Covid-19 P1 yang tumbuh di Negeri Samba ini juga menambah kekhawatiran virus corona makin berbahaya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kondisi Brasil dalam keadaan yang sangat kritis dengan sistem perawatan kesehatan yang kewalahan.

Ahli epidemiologi Badan Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove mengatakan banyak unit perawatan intensif rumah sakit yang kapasitasnya sudah 90% penuh. Meski begitu, banyak kepala daerah masih melonggarkan kebijakan ekonominya.

Banyak lagi lonjakan kasus serupa di negara-negara lain, termasuk di Kawasan Eropa. Lonjakan kasus ini membuat pasokan vaksin dunia semakin terbatas.

India yang merupakan salah satu produsen vaksin terbesar dunia, akan memprioritaskan produksi vaksin untuk negaranya. Produksi vaksin India pun terbatas karena sulinya pasokan bahan baku.

Amerika Serikat telah memberlakukan larangan sementara untuk mengekspor bahan mentah yang penting untuk produksi vaksin. Uni Eropa pun memperketat pembatasan seputar ekspor vaksin.  India sekarang bekerja untuk beradaptasi dengan bahan yang dibuat dari negara tetangga, seperti Singapura.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement