• Berbagai kendala membuat Indonesia sulit menyelenggarakan konser seperti Singapura.
  • Singapura bisa meraup untung triliunan rupiah dari enam hari konser Coldplay.
  • Bila dilihat lebih luas, konser Coldplay menjadi cermin iklim investasi di Indonesia.

Sedih dan kecewa yang Shelvi rasakan bulan lalu kini sirna sudah. Ia akhirnya bisa menonton idolanya dari Inggris, Coldplay, meski harus pergi ke negara tetangga.

Tiket seharga Rp 2,4 juta ia dapatkan untuk menonton Coldplay di Singapura pada Januari 2024. "Awalnya sudah mengincar (konser) di Bangkok. Ini Singapura sudah buka, jadi sikat," kata Shelvi ketika dihubungi Katadata.co.id, Selasa (20/2). 

Berbeda dengan Shelvi, Febriany Putri memang tidak tertarik untuk menonton konser di Indonesia. Perempuan berusia 34 tahun ini berdomisili di Medan. Jadi, Singapura lebih mudah dijangkau daripada Jakarta. “Pengalaman saya nonton konser selain di Indonesia, penyelenggaraannya lebih rapi terutama dari sisi antrian,” ucapnya.

Konser Coldplay di Singapura memang istimewa dibanding tiga kota lain di Asia Tenggara yang disinggahi Coldplay, yaitu Jakarta, Kuala Lumpur, dan Bangkok. Konser di Negara Singa yang awalnya hanya empat hari, bertambah menjadi enam hari.

Coldplay
Coldplay (Instagram/@coldplay)

Kendala Konser di Indonesia

Penggemar Chris Martin dan kawan-kawan di Indonesia boleh jadi merasa kecewa. Sebab, sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan percaya diri akan menambah satu hari lagi konser tersebut di Jakarta. 

Awal pekan ini, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu angkat suara lagi. Ia masih berusaha mengajukan tambahan hari agar tidak menurunkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Ia juga meminta agar harga tiket konser di Indonesia, agar penonton tidak memilih ke Singapura yang lebih murah.

Murahnya tiket di Singapura, menurut dia, karena jumlah hari konser yang lebih banyak dan biaya produksi rendah. Sedangkan di Indonesia, masalah utama para promotor adalah perisinan. "Makanya ini jadi bekal kami untuk meningkatkan prosese perizinan yang sekarang memakai digitalisasi," kata Sandi, Senin lalu.

Sebagai informasi, tiket konser Coldplay di Jakarta telah terjual habis seluruhnya. Antrean pembelian tiket pada 17 Mei lalu mencapai 1,5 juta pengguna. Dari jumlah itu, alamat IP pengantre 20% dari mancanegara. Reservasi hotel di sekitar are konser, Gelora Bung Karno, sudah naik lebih dari 90& untuk periode November 2023. 

Katadata.co.id mencoba mengonfirmasi pernyataan Sandi dengan salah satu pihak promotor dan penyelenggara konser, Threego Indonesia Group. Menurut CEO dan founder Threego, Miftakul Arif, belum ada kendala yang sulit di bidang perizinan. Hal ini berlaku untuk musisi luar dan dalam negeri.

“Sejauh ini, izin memang tergantung artis dan produk yang kami mau bawa. Kami tidak punya kendala untuk pengurusan karena dilakukan oleh tenaga profesional,” ujarnya dalam pesan singkat.

Takul, panggilan akbranya, bercerita kesulitan yang mereka alami justru biasanya adalah kendala teknis. Misalnya, saat mereka membawa pianis Joey Alexander untuk acara privat. Salah satu riders-nya adalah Piano Steinway yang harus ditangani dengan presisi dan diasuransikan.

Coldplay
Coldplay (Stevie Rae/Instagram Coldplay)

Tingginya Potensi Ekonomi dari Konser

“Sayang ya sebenarnya kalau Singapura ramai, tidak bikin di Indonesia. Promotornya rugi,” kata Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira. Pernyataan ini ia lontarkan lantaran tingginya potensi ekonomi dari konser bertaraf internasional di Indonesia. 

Ia menghitung dengan rata-rata tiket konser Coldplay di angka Rp 2,6 juta dan jumlah penonton hingga 50 ribu orang, maka perputaran uang bisa mencapai Rp 130 miliar. Ini masih belum termasuk perputaran uang dari sektor ekonomi lainnya. 

“Ini kan besar sekali. Jika dalam satu tahun ada 10 saja konser setaraf Coldplay, nilainya bisa mencapai Rp 1,3 triliun. Belum termasuk dampak tidak langsung lain,” kata Bhima dalam sambungan telepon.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat alias LPEM FEB UI mencatat, penyelenggaraan kegiatan hiburan, termasuk di dalamnya gelaran musik, berkontribusi signifikan terhadap penerimaan pemerintah pusat maupun daerah. Ini melalui pajak hiburan yang dikenakan dalam acara musik.

Laporan Trade and Industry Brief LPEM FEB UI Mei lalu menulis, pemerintah daerah di Indonesia sudah membukukan penerimaan dari pajak hiburan senilai Rp 640,8 pada pertengahan 2023. Ini meningkat 68,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement