Bom Waktu Masalah Kesehatan Mental
Cita-cita menuju Indonesia Emas tahun 2045 sebagai negara maju dan sejahtera menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Bonus demografi yang memuncak pada 2045 akan berbalik menjadi ancaman Indonesia Emas jika persoalan kesehatan mental anak muda tak tertangani dengan serius.
Para anak muda dari kalangan Generasi Z (kelahiran tahun 1997-2012) ini akan menjadi calon-calon pemimpin saat Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-100. Kesehatan mental mereka menjadi salah satu penentu kualitas sumber daya manusia di 2045.
WHO mendefinisikan kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Sebaliknya, gangguan kesehatan mental berpotensi membuat pribadi menjadi tak mampu produktif.
Ekonom Media Wahyudi Askar dari Center of Economic and Law Studies (Celios) menyatakan pentingnya faktor kesehatan mental masyarakat dalam mempengaruhi cita-cita Indonesia Emas 2045 terutama dalam mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi. “Dampak kesehatan mental sangat signifikan dampaknya terhadap produktivitas kerja. Secara makro itu juga pasti akan menimbulkan dampak yang cukup kompleks,” kata Askar kepada Katadata.
Ia mengungkap, jika angka gangguan kesehatan mental terus meningkat, produktivitas nasional berpotensi menurun karena individu yang mengalami masalah ini seringkali kesulitan mempertahankan performa kerja. Kondisi ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, terutama jika terjadi di kalangan generasi muda yang mayoritas akan memasuki angkatan kerja.
Selain itu, gangguan kesehatan mental juga sering dikaitkan dengan meningkatnya angka pengangguran yang pada gilirannya dapat memicu kemiskinan, salah satu indikator utama dalam ekonomi makro.
Dari sisi fiskal, beban pembiayaan kesehatan mental juga sangat besar. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan riset yang dikembangkan pakar dari Universitas Padjajaran dalam Neuropsychiatric Disease and Treatment, biaya pengobatan untuk masalah kesehatan jiwa di Indonesia mencapai dari Rp 87,5 triliun per tahun, yang menjadi tekanan tambahan bagi anggaran negara. “Angka ini sangat-sangat besar ya, karena pasti akan berpengaruh pada alokasi pendanaan untuk sektor kesehatan,” ujarnya.
Berdasarkan perhitungan World Economic Forum, biaya yang ditanggung ekonomi global akibat masalah mental mencapai US$ 1 triliun atau sekitar Rp 5.961 triliun. Pada 2030, biaya yang harus ditanggung ekonomi global akibat masalah kesehatan mental menjadi US$ 16 triliun atau sekitar Rp 255.346 triliun.
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, turut menyoroti masalah terkait kesehatan jiwa bagi para remaja di Indonesia. Pemerintah kini lebih fokus pada pencegahan atau preventif kesehatan mental.
Persoalan kesehatan jiwa yang sebelumnya berada di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, kini sejak setahun terakhir beralih ke Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. “Artinya, dalam penanganan kita akan banyak gunakan pendekatan yang preventif dan edukatif,” kata Imran Pambudi.
Pemerintah masih perlu lebih serius lagi mengatasi persoalan kesehatan mental. Terdapat disparitas atau ketimpangan dalam persebaran dokter spesialis kesehatan jiwa di Indonesia. Saat ini, terdapat 600 dokter spesialis jiwa yang bekerja di Indonesia. Sebanyak 75% dokter tersebut berlokasi di Pulau Jawa dan 86% dari persentase tersebut berpraktek di Jakarta. Selain itu, porsi anggaran kesehatan mental pada APBN pun hanya sebesar 1%.