ADB Apresiasi Transformasi BUMN, Beri Pinjaman US$ 500 juta
Upaya Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melakukan transformasi pada perusahaan pelat merah selama tiga tahun ini, di antaranya dengan pembentukan holding dan subholding, terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan aset BUMN.
Atas kerja keras ini, The Asian Development Bank (ADB) memberikan dukungan agar transformasi BUMN dapat terus dijalankan. Melalui siaran pers pada hari Kamis (17/11) kemarin, ADB menyatakan telah menyetujui pinjaman sebesar US$ 500 juta untuk mendukung reformasi di Kementerian BUMN.
“ADB dengan senang hati memberikan dukungan kepada pemerintah, melalui reformasi di BUMN,” kata Senior Public Management Specialist ADB untuk Asia Tenggara Yurendra Basnett.
Gaung tranformasi BUMN memang mulai terdengar dan mendapat dukungan dunia internasional. Bukan cuma ADB, Bank Pembangunan Jerman KfW, juga memberikan pembiayaan bersama dengan pinjaman sebesar 300 juta euro atau sekitar US$ 295,8 juta.
“Kami bersyukur kerja keras selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil signifikan dan ini diakui secara internasional,” kata Erick Thohir menanggapi kepercayaan lembaga keuangan internasional terhadak kinerja kementeriannya.
Pinjaman dari ADB dan KfW merupakan kredit program yang semua dananya langsung masuk ke kas negara untuk pendanaan defisit negara.
“Jadi tidak ada yang masuk ke Kementerian BUMN,” ujar Erick.
Ini artinya Kementerian BUMN memberikan kontribusi ke kas negara sekitar US$ 800 juta atau Rp 12,5 trilliun di 2023. Selain dipercaya lembaga keuangan internasional, BUMN juga akan memberikan kontribusi dividen sebesar Rp 48 trilliun di 2023.
ADB juga melihat peran BUMN sebagai garda utama dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan punya peran kunci dalam program pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, keberlanjutan reformasi dan transformasi BUMN menjadi penting.