ITSEC Asia Bagikan Cara Perkuat Keamanan Siber di Era “Hybrid Working”

Kultur kerja hibrida memunculkan sejumlah tantangan bagi perusahaan, salah satunya mengenai keamanan siber
Image title
Oleh Riri
29 Desember 2022, 17:39
Sejumlah pekerja beraktivitas di ruang kerja di masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kantor perbankan wilayah Sudirman Central Business District (SCBD), Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, (5/7/2021). Selama penerap
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah pekerja beraktivitas di ruang kerja di masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kantor perbankan wilayah Sudirman Central Business District (SCBD), Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, (5/7/2021). Selama penerapan PPKM Darurat sektor esensial diberlakukan 50 persen maksimum karyawan Work From Office (WFO) atau bekerja dari kantor dengan menerapkan protokol kesehatan. Sementara sektor non-esensial menerapkan 100 persen Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Postur keamanan informasi yang tepat

Menyesuaikan sistem kerja hibrida dengan perencanaan keamanan informasi di perusahaan mulai dari audit dan analisis terhadap sistem keamanan, Cyber Incident Response Plan (CIRP) sebagai panduan mitigasi insiden keamanan, serta Business Continuity Plan (BCP). Dengan perencanaan, pengembangan tim, dan konsultan keamanan yang tepat, perusahaan dapat mewujudkan infrastruktur siber yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Sistem keamanan yang proaktif

Untuk menciptakan infrastruktur siber yang lebih tangguh dalam kultur kerja hibrida, perusahaan dapat menyediakan perangkat, seperti tablet dan laptop, yang telah dilengkapi dengan sistem keamanan yang telah terintegrasi, dan dapat dipantau dengan mudah oleh tim keamanan sistem informasi yang dimiliki perusahaan.

Dalam sistem tersebut, tim keamanan bisa memberlakukan two-factor authentication dan password manager untuk mengendalikan aktivitas para karyawan di dunia digital. Sebagai pendukung, perusahaan dapat menggunakan Virtual Private Network (VPN) serta Remote Desktop Protocol (RDP) untuk mengamankan kanal komunikasi antara perusahaan dan para karyawan yang bekerja secara remote.

Meninjau sistem keamanan digital

Perusahaan perlu melakukan Information Security Analysis secara berkala untuk memastikan keamanan sistem informasi perusahaan. Setelah menemukan berbagai kelemahan, perusahaan dapat melakukan Database Security Hardening untuk memperkuat sistem database dengan memperbaharui komponen software dan hardware sistem keamanan perusahaan.

Perusahaan juga perlu melakukan update terhadap pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia mereka. Dapat pula dilakukan simulasi red teaming, yaitu simulasi serangan yang akan menguji ketangguhan secara komprehensif baik dari infrastruktur, proses mitigasi, dan sumber daya manusia yang ada.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...