Prinsip Berkelanjutan, Kunci Industri Makanan dan Minuman

Sebagai industri yang menghasilkan kebutuhan pokok masyarakat, implementasi prinsip berkelanjutan menjadi mutlak dilakukan.
Fitria Nurhayati
28 Februari 2023, 19:54
Prinsip Berkelanjutan, Kunci Industri Makanan dan Minuman
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/AWW.

Fitrian mengakui bahwa sustainability di sektor industri makanan dan minuman masih menghadapi beberapa tantangan. Pertama soal sertifikasi berkelanjutan, ini baru ada di hulu, sedangkan sertifikasi industri F&B secara keseluruhan belum ada.

Kedua, belum ada kebijakan pemerintah untuk memberikan insentif bagi perusahaan yang melaksanakan praktik berkelanjutan. Modal awal untuk memasang instalasi hijau tidak murah. Jika dibebankan pada perusahaan, maka perusahaan akan meningkatkan harga produk. Konsumen bisa dirugikan.

Ketiga, investasi hijau. Di Indonesia, skema investasi hijau ini masih dipertanyakan kemudahan aksesnya. “Di luar negeri, perbankan ada rate yang lebih kompetitif untuk green facility. Jadi konsumen bisa berkontribusi membeli produk yang sustainable dan harganya gak mahal. Karena untuk industri F&B, harga itu penting,” tuturnya.

Di tengah pekerjaan rumah yang perlu dibenahi, industri F&B juga mencatatkan beberapa hasil positif. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri yang memproduksi kebutuhan pokok masyarakat ini bertahan selama Pandemi Covid-19. Secara ekonomi, pada kuartal II 2022 saja, F&B sudah menarik investasi sebesar 21,3 triliun rupiah.

Sirkular Ekonomi Dukung Sektor F&B Berkelanjutan
Sirkular Ekonomi Dukung Sektor F&B Berkelanjutan (Katadata)

KCSI Dorong Industri F&B Berkelanjutan

Expert Panel KIC Mulya Amri mengatakan bahwa mengukur praktik berkelanjutan dalam industri makanan dan minuman perlu dilakukan karena industri ini berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat.

Katadata Insight Center (KIC) melalui Katadata Corporate Sustainability Index (KCSI) kemudian melakukan perhitungan indeks pada 18 perusahaan F&B yang melaporkan keuangan berkelanjutannya pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Penilaian ini berdasarkan Panduan OJK Nomor 51 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jas Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. “KIC menggunakan panduan OJK dan CDP untuk perhitungan indeks sebab keduanya membuat panduan yang mudah dipahami,” tutur Muly sapaan akrab Mulya Amri pada Katadata (12/1).

Indikator penilaian sektor F&B dilihat dari energi dan air berupa efisiensi energi listrik dan air, pengurangan emisi, pengelolaan limbah cair dan padat, serta upaya sosial dan lingkungan hidup.

3 Perusahaan F&B Paling Ramah Lingkungan
3 Perusahaan F&B Paling Ramah Lingkungan (Katadata)

Dari 18 perusahaan tersebut terpilih tiga perusahaan dengan skor indeks tertinggi. Di posisi pertama, PT Sentra Food Indonesia Tbk dengan skor 67,2. Perusahaan ini melakukan upaya berkelanjutan dengan menggunakan teknologi terkini untuk mendorong efisiensi energi. Selain itu, Sentra Food Indonesia juga mengelola limbah cair, padat, dan B3 sesuai aturan yang berlaku.

Di peringkat kedua ada Paca Mitra Multiperdana dengan nilai skor 65,6. Pada 2021, perusahaan ini melakukan penghematan biaya energi listrik senilai US$ 17.330. perusahaan juga mendaur ulang limbah menjadi pakan ternak dan produk plastik.

Di posisi ketiga, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk dengan nilai skor 65. Pada 2021, perusahaan mengurangi 91 persen limbah cair dan mengurangi konsumsi air hingga 91,2 persen. Perusahaan juga menggunakan mesin produksi dengan teknologi terbaru yang memiliki kapasitas besar namun lebih efisien dalam penggunaan energi.

Corporate Secretary PT PANCA Mitra Multiperdana Tbk Christian Jonathan Sutanto mengatakan dalam acara Katadata Corporate Sustainable Awards (24/8/22) bahwa perusahaannya akan meningkatkan upaya penerapan parktik berkelanjutan dalam bisnisnya

“Mudah-mudahan dengan ini tingkat kepedulian perusahaan di Indonesia terhadap praktik berkelanjutan juga semakin tinggi,” ucapnya.

Fitrian juga menekankan soal tantangan-tantangan yang masih dihadapi perusahaan khususnya sektor F&B ini. “Kolaborasi berbagai stakeholder mulai dari pemerintah, industri, perbankan, sampai ke konsumen perlu dilakukan. Ini untuk membangun kemandirian berusaha yang mendorong sustainability dari hulu ke hilir,” pungkasnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...