Erick Thohir Tegaskan Korupsi Waskita Beton Terjadi Sebelum 2019
Menteri BUMN Erick Thohir menolak anggapan yang menyebut korupsi di perusahaan pelat merah Waskita Beton terjadi lantaran kelalaian Kementerian BUMN. Khususnya, tudingan lantaran kementerian luput dalam menjalankan fungsi pengawasan.
“Saya tidak setuju. Isu Waskita Beton itu terjadi jauh sebelum 2019, ketika Waskita Beton menerbitkan surat hutang senilai Rp2 triliun lebih. Itu dikorupsi. Bukan zaman sekarang,” kata Erick Thohir dalam keterangan resminya, Senin (3/7).
Sementara itu, Erick Thohir menjabat sebagai menteri BUMN sejak Oktober 2019. Dia menegaskan, tak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, justru berusaha menyelamatkan BUMN karya. Caranya dengan menyiapkan proposal strategi penyelamatan BUMN karya sejak awal 2020 bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
“Kita waktu itu hire (menyewa) konsultan juga, Boston Consulting Group. Dari tujuh BUMN karya ini harus semua digabungkan dan diberi modal yang kuat,” kata Erick.
Sebagai informasi, Kejaksaan Agung menetapkan empat tersangka dalam kasus penyelewengan pengunaan dana anak perusahaan Waskita Karya Tbk. Kerugian negara diperkirakan lebih dari Rp2,5 triliun.
Erick menambahkan, ada empat langkah penyelamatan yang disiapkan: menggabungkan BUMN karya, restrukturisasi keuangan yang ada di perbankan (pinjaman), menyuntik dana segar untuk kelancaran arus kas, serta upaya memanfaatkan aset-aset agar dikelola lebih baik.
“Salah satunya investasi INA (Indonesia Investment Authority) di Waskita ataupun di Wika. Kita lakukan itu. Tetapi tentu restrukturisasi perlu waktu, perlu sabar,” ujar Erick.
Dia mencontohkan keberhasilan restrukturisasi maskapai Garuda Indonesia. Saat itu, tidak ada yang tahu restrukturisasi itu akan berhasil. Bahkan, pemerintah menyiapkan Pelita Air sebagai alternatif apabila Garuda Indonesia bangkrut. Jika tidak, industri penerbangan Indonesia akan dimonopoli swasta. Oleh karena itu, Erick mengingatkan agar pembenahan BUMN tidak dilihat sepotong-sepotong.
Menurutnya, BUMN saat ini jauh lebih sehat dari sebelumnya. Indikatornya, utang yang ada senilai Rp1.612 triliun tetapi modalnya mencapai Rp3.200 triliun. Artinya, rasio utang terhadap modal masih di kisaran 34 persen. Biasanya berlaku modal 30 persen dan pinjaman 70 persen.
Erick menegaskan, dirinya berkomitmen membersihkan BUMN. Sejak awal, Kementerian BUMN adalah yang pertama melaporkan ketidakbenaran yang terjadi di internalnya sendiri. Sejauh ini, sudah 13 BUMN dan anak cucu perusahaannya yang dilaporkan.
Khusus masalah pada dana pension memang butuh waktu untuk menyelesaikan. Sebab, sebelumnya aturan dana pensiun BUMN dibuat masing-masing perusahaan terkait. Di bawah Erick Thohir, hal ini diubah menjadi pengelolaan bersama.
Dengan demikian, masing-masing perusahaan tidak bisa lagi sembarangan menggunakan dana pensiun untuk investasi atau jual beli perusahaan yang aneh-aneh. Untuk transisi penyehatan dana pensiun, Erick mengatakan dibutuhkan waktu 3-5 tahun.
“Pengelolaan yang menjadi masalah di bangsa kita, mau di BUMN mau di birokrasi, di olahraga, sama. Pengelolaan yang jadi masalah. Inilah yang selalu kenapa kita ingin perbaiki sama-sama tanpa menyalahkan siapa-siapa,” ujarnya.