Ekspansi Jepang di Perbankan Indonesia
Pengumuman Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Limited (MUFG) untuk mengakuisisi saham mayoritas Bank Danamon pada 27 Desember 2017 menambah daftar perbankan Indonesia yang dimiliki investor Jepang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat delapan bank nasional yang sahamnya dikendalikan oleh investor dari negeri matahari terbit.
Tingginya minat investor Jepang ini tidak lepas dari tingginya daya tarik perbankan nasional. Itu tecermin dari tingkat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan Indonesia tinggi. Pada Oktober 2017, tingkat CAR perbankan mencapai 23,4 persen, meningkat dibandingkan sebesar 19,6 persen pada 2014.
(Baca: Temasek Resmi Jual Danamon ke Bank Jepang, Harganya 39% di Atas Pasar)
Begitu pula dengan nilai asetnya yang mencapai Rp 6.910 triliun per Oktober 2017, tumbuh 31,7 persen dibandingkan periode yang sama 2014. Rasio margin bunga bersih (NIM) perbankan di Indonesia pun rata-rata sebesar 5,2 persen per Oktober 2017.
(Baca: Bakal Dimerger dengan Bank Sumitomo, Harga Saham BTPN Melonjak 24,9%)
Chief Executive Officer (CEO) MUFG Takayoshi Futae mengatakan, akuisisi terhadap Danamon dapat dimaknai sebagai bentuk hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang. Apalagi, menurutnya, Danamon merupakan salah satu bank komersial di Indonesia yang kinerjanya baik.
Di sisi lain, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC)berencana menggabungkan usaha (merger) Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Di kedua bank tersebut, SMBC menjadi pemegang saham pengendali melalui Sumitomo Mitsui Financial Group. Jika terlaksana, bank hasil merger berpotensi masuk dalam jajaran 10 bank beraset terbesar di Indonesia.