Dipangkas Lagi, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
Awal bulan ini, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global 2016 dari prakiraan pada Januari lalu. Revisi ini dilakukan karena melambatnya pertumbuhan di negara-negara maju, harga komoditas yang tetap rendah, lemahnya perdagangan global, danberkurangnya arus modal.
(Baca: Negara Maju Masih Lesu, Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global)
Dalam pertumbuhan yang melambat, perekonomian global menghadapi risiko-risiko besar. Misalnya, perlambatan lebih lanjut di negara berkembang, perubahan besar pada sentimen pasar finansial, stagnasi negara maju, lamanya periode harga rendah untuk komoditas, serta kekhawatiran terhadap efektivitas kebijakan moneter. Menurut Kaushik Basu, Ekonom Utama Bank Dunia, peningkatan utang swasta karena suku bunga rendah dan meningkatnya kebutuhan pembiayaan perlu diantisipasi.
(Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia)
Sebelum Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Direktur Departemen Penelitian Ekonomi IMF, Maurice Obstfeld mengatakan hanya negara yang pasarnya tengah berkembang yang masih menunjukkan potensi perbaikan. Obstfeld mengusulkan agar kebijakan moneter, fiskal, dan reformasi struktural digunakan untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Indonesia Tak Ikut Terseret)