Potensi dari Merger Raksasa Indosat - Tri
PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) telah resmi mengumumkan merger perusahaan. Total nilai transaksi penggabungan kedua perusahaan mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85,45 triliun (kurs US$ 1= Rp 14.242).
Merger tersebut melahirkan entitas baru bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, yang prosesnya ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Indosat Ooredoo Hutchison pun dipastikan bakal menjadi operator seluler terbesar kedua di Indonesia, di belakang Telkomsel. Gabungan dari pendapatan tahunan Indosat-Tri diperkirakan mencapai US$ 3 miliar atau setara Rp 42,72 triliun.
Selain itu, merger juga dapat membuat jumlah pengguna gabungan mencapai 104,3 juta pengguna, terdiri dari Indosat 60,3 juta pengguna dan Hutch Tri 44 juta pengguna per semester I-2021. Angka tersebut membawa Indosat Ooredoo Hutchison semakin mendekati pengguna Telkomsel sebanyak 169 juta pengguna dan meninggalkan pesaingnya, XL Axiata yang memiliki 56,7 juta pengguna.
Penggabungan juga membawa dampak pada kapasitas spektrum yang mencapai 72,5 MHz (unpaired) dan 145 MHz (paired) di rentang frekuensi 850/900 MHz, 1.800 MHz, dan 2.100MHz. Spektrum merger Indosat ini mendekati spektrum milik Telkomsel di 102,5 MHz (unpaired) dan 155 MHz (paired) di frekuensi yang sama.
Dari sisi kepemilikan saham, masing-masing pihak akan memiliki 50% saham Ooredoo Asia yang akan diubah namanya menjadi Ooredoo Hutchison Asia. Keduanya akan mempertahankan 65,6% kepemilikan saham pengendali di perusahaan hasil merger. Sementara itu, kepemilikan saham publik dan pemerintah tercatat masing-masing menjadi sebesar 24,7% dan 9,6%.