Masalah di Balik Efisiensi Shopee
Shopee Indonesia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya efisiensi perusahaan.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi, serta mengevaluasi prioritas bisnis agar menjadi lebih efisien. Ini merupakan keputusan yang sangat sulit,” ujar Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira pada 19 September 2022.
Pada Juni 2022 Shopee sempat melakukan PHK, tetapi tidak di Indonesia. Saat itu, Shopee menyebut operasinya di Indonesia masih akan aman dari PHK. Sayangnya hal tersebut hanya bertahan sekitar tiga bulan.
Shopee berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi karyawan yang di-PHK. Proses ini dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah.
Adapun, bantuan yang dimaksud adalah pesangon sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dengan tambahan satu bulan gaji. Fasilitas asuransi kesehatan perusahaan pun masih berlaku hingga akhir tahun.
(Baca: Rapor Keuangan Shopee di Tengah PHK Pegawai)
Sea Group, perusahaan induk Shopee, memang mencatatkan kinerja buruk pada kuartal II-2022. Meski pendapatannya meningkat, rugi bersih perusahaan membengkak lebih dari dua kali lipat.
Shopee sendiri mencatat perbaikan kinerja. Tidak hanya mencatatkan pendapatan tertinggi sejak berdiri, Shopee juga terus memangkas rugi usahanya pada periode yang sama.
Sayangnya, kinerja Shopee tidak diikuti oleh lini bisnis Sea Group lain yaitu Garena. Garena, satu-satunya lini bisnis Sea Group yang bisa untung, mencatatkan penurunan pendapatan serta laba usaha.
Laba usaha Garena ini sudah turun dalam dua kuartal terakhir. Ini pula yang membuat laba Garena sudah tidak mampu menopang rugi usaha dari Shopee dan lini bisnis lain seperti SeaMoney.