Jurus SKK Migas Tekan Emisi Karbon
Untuk mengawal transisi industri hulu migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) melakukan enam inisiatif program menekan emisi karbon.
Enam program yang dilakukan oleh SKK Migas antara lain mendorong lahirnya regulasi, pengurangan emisi kebocoran, Zero Routing Flaring, penghijauan, Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) serta manajemen energi.
SKK Migas melakukan beberapa inisiasi dekarbonisasi melalui penanaman pohon. Yakni dengan mewajibkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menanam mangrove di area offshore maupun nearshore. Pada 2023, potensi penyerapan karbon mencapai 4,3 juta ton CO2 per tahun.
Di samping itu, pemerintah juga terus mendorong penggunaan CCS/CCUS dengan menyusun regulasi dan pengembangan infrastruktur. Adapun, proyek yang menggunakan teknologi CCUS pertama adalah Vorwata Enhanced Gas Recovery (EGR) di Papua Barat.
Jumlah injeksi gas yang dihasilkan adalah 25 juta ton (2035) dan 33 juta ton (2045). Dengan adanya pemanfaatan teknologi CCS/CCUS diperkirakan ada potensi penyimpanan CO2 dari reservoir migas sebanyak 4,31 giga ton.
Selain itu, masih ada 25-68 juta ton potensi injeksi CO2 pada 2030-2035 dari 15 proyek yang tengah dikaji.