INFOGRAFIK: Obligasi Patriot Danantara Himpun Dana Konglomerat

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal merilis Obligasi Patriot atau Patriot Bond PADA Oktober 2025 mendatang. Danantara menargetkan untuk menghimpun dana hingga Rp50 triliun dari konglomerat Indonesia.

“Patriot Bond memperkuat kolaborasi pemerintah dan dunia usaha,” kata Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir, Selasa, 26 Agustus.

Menurut Pandu, Obligasi Patriot lazim digunakan berbagai negara sebagai instrumen pembiayaan, seperti di Jepang dan AS. Obligasi yang akan diterbitkan Danantara ini, disebut khusus ditawarkan untuk pengusaha besar tanah air, bukan untuk investor ritel. Penerbitan obligasi ini menjadi bagian dari program repatriasi dana di luar negeri.

Obligasi Patriot Danantara menawarkan kupon atau imbal hasil 2% melalui dua seri, Seri A dengan tenor lima tahun dan Seri B dengan tenor tujuh tahun. Imbal ini di bawah rata-rata imbal hasil baik obligasi lima tahun yang sebesar 5,78% maupun obligasi 10 tahun yang sebesar 6,34%.

Rencananya, penghimpunan dana melalui obligasi ini bakal dialokasikan untuk investasi di sektor transisi energi, salah satunya pengelolaan sampah jadi sumber energi atau waste to energy. Dana yang terhimpun juga akan dialokasikan untuk penciptaan lapangan kerja dan perlindungan lingkungan.

Selain melalui Obligasi Patriot, Danantara tercatat tengah menghimpun pendanaan dari berbagai sumber sepanjang 2025. Seperti target mendapat kucuran hingga Rp120 triliun dari dividen semua perusahaan pelat merah tahun buku 2024. 

Di luar dividen badan usaha milik negara (BUMN), Danantara mendapat pinjaman US$10 miliar atau sekitar Rp163 triliun dari 12 bank asing. Badan ini juga berhasil mendapat suntikan US$7 miliar dari sovereign wealth fund (SWF) negara lain seperti Qatar Investment Authority, China Investment Corporation, dan Russian Direct Investment Fund.