Kilang Pertamina Internasional Kembangkan Avtur Campuran Minyak Jelantah
Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus mendorong inovasi energi berkelanjutan di Indonesia melalui pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Bersama dengan Pertamina Patra Niaga dan Pelita Air Services, KPI menghadirkan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF).
Proyek ini merupakan sebuah inisiatif strategis yang memanfaatkan minyak jelantah sebagai campuran bahan baku avtur. Ini sekaligus menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional sekaligus mengurangi jejak karbon di sektor penerbangan dan mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
PertaminaSAF merupakan bioavtur berkelanjutan pertama di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi internasional ISCC CORSIA. Inovasi ini awalnya dikembangkan di Kilang Cilacap, dengan potensi untuk direplikasi di Kilang Dumai dan Balongan.
Salah satu elemen penting dari bioavtur ini adalah penggunaan Katalis Merah Putih. Produk ini hasil riset unggulan Pertamina yang mampu meningkatkan efisiensi produksi bahan bakar ramah lingkungan.
Sejarah pengembangan PertaminaSAF telah dimulai sejak 2010, ketika Pertamina mulai meneliti dan mengembangkan katalis untuk biofuel seperti green diesel dan bioavtur. Langkah ini terus berlanjut hingga dilakukan uji coba produksi Bioavtur J2.4 di Kilang Cilacap pada 2020 yang kemudian diuji terbang menggunakan pesawat CN235FTB pada 2021.
Keberhasilan uji terbang itu membuka jalan bagi uji terbang untuk penerbangan komersial bersama Garuda Indonesia pada 2023 yang menjadi tonggak penting dalam pemanfaatan SAF di Indonesia.
Pada 2024, KPI merencanakan pilot project produksi PertaminaSAF berbahan baku minyak jelantah. Hal ini menegaskan komitmen perusahaan pelat merah ini untuk mengembangkan bahan bakar penerbangan yang lebih ramah lingkungan.
Inovasi ini pun telah memasuki tahap implementasi nyata di mana pada Agustus 2025 Pelita Air mulai menggunakan PertaminaSAF dalam penerbangan rute Jakarta-Denpasar. Penerbangan tersebut menandai penggunaan komersial pertama bioavtur berbasis minyak jelantah di Indonesia.
Perkembangan ini juga didukung oleh regulasi pemerintah yang semakin memfasilitasi penggunaan SAF. Pada September 2024, pemerintah merilis Peta Jalan Pengembangan Industri SAF Indonesia sebagai panduan strategis pengembangan industri bioavtur nasional.
Tidak hanya itu, pada Februari 2025, Kementerian ESDM menerbitkan Permen ESDM No. 4 tahun 2025 yang secara khusus mengatur pemanfaatan bioavtur sebagai campuran bahan bakar untuk sektor penerbangan, sekaligus memberikan dasar hukum bagi implementasi lebih luas SAF di Indonesia.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Pertamina melalui KPI, Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services tidak hanya mendukung kemandirian energi nasional, tetapi juga menunjukkan bagaimana inovasi berbasis riset lokal dapat menghadirkan solusi berkelanjutan bagi sektor penerbangan.