10 Makanan Khas Sumatra, dari Aceh sampai Lampung
Pulau Sumatra punya segudang cara untuk menarik minat pengunjungnya. Pulau terbesar keenam di dunia ini memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, termasuk danau kawah gunung berapi raksasa terbesar di dunia.
Selain kekayaan hayati, pulau yang memiliki banyak wilayah penghasil kopi ini juga mampu menggaet pengunjung lewat kuliner khasnya.
Pulau yang dikenal dengan keragaman budaya dan suku di masing-masing provinsi ini memiliki satu makanan khas yang cukup populer dan sampai ke telinga masyarakat global, yakni rendang. Bahkan, masakan yang berasal dari Sumatra Barat ini masuk dalam kamus oxford.
Makanan Khas Sumatra
Selain rendang, masih banyak kuliner tradisional yang lahir dari tangan masyarakat Pulau Sumatra. Mengutip buku Jelajah 34 Makanan Khas Provinsi di Indonesia oleh Kiki Ratnaning Arimbi, dan beberapa sumber terkait lainnya, berikut 10 makanan khas Sumatra, dari Aceh sampai Lampung.
1. Mi Aceh – Aceh
Aceh terkenal dengan kuliner khas mi aceh. Bahan dasar pembuatan mi tidak menggunakan tepung terigu, melainkan tepung tapioka. Proses pemasakannya pun terbilang unik, yaitu menggunakan arang. Alasannya, agar proses penyerapan panas pada wajan dapat merata.
Campuran pada mi aceh cukup beragam, mulai dari udang, kepiting, daging, dan ada juga cumi-cumi. Tipe penyajiannya pun dapat dipilih, yakni goreng basah, goreng, atau direbus, tinggal disesuaikan dengan selera Anda. Dengan rasanya yang khas, mi aceh kini dijual di berbagai kota di Indonesia.
Membuat mi aceh tidak memerlukan resep khusus. Akan tetapi, ada yang membedakan antara mi aceh dengan mi kuah lainnya, yakni jenis mi yang digunakan. Mi aceh umumnya berukuran sebesar lidi dan panjangnya disesuaikan dengan alat pemotong. Saat pertama kali menyantap mi aceh, cita rasa yang paling dominan adalah rempah-rempah yang kuat.
2. Bika Ambon – Sumatra Utara
Bika ambon adalah kue khas Medan, Sumatra Utara. Kue ini berwarna kuning dengan rongga menyerupai sarang semut. Kue dengan rasa legit ini merupakan salah satu panganan tradisional yang dibuat menggunakan fermentasi air nira atau tuak enau untuk menciptakan rongga yang menjadi ciri khas kue ini.
Berdasarkan penelitian, nira aren mengandung 91,1 % air, 0,28 % kadar abu, 0,41 % protein, 8,21 % karbohidrat, serta 0,67 % gula. Air ini juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula semut, tuak, dan cuka.
Namun, untuk masyarakat yang menghindari konsumsi alkohol, bika ambon biasa dibuat dengan menggunakan ragi instan biasa dan air kelapa.
3. Rendang – Sumatra Barat
Makanan khas Sumatra Barat ini berbahan utama daging sapi dibalut bumbu rempah seperti daun jeruk, serai, daun kunyit, kelapa parut, santan, pekak, dan sebagainya. Rendang biasanya menjadi lauk pendamping nasi putih hangat atau lalapan singkong.
Nama rendang merujuk pada lamanya waktu memasak daging hingga teksturnya menjadi empuk, kering, hingga mengeluarkan aroma rempah yang kuat. Teknik memasak tersebut, menjadikan rendang punya cita rasa yang khas.
Berdasarkan bahan utama pembuatannya, makanan khas Tanah Air dibagi menjadi rendang sapi, ayam, ikan, telur, cumi-cumi, hingga udang. Untuk rendang dagang sapi dikelompokan menjadi rendang limpa, paru, dan babat.
4. Gulai Ikan Patin – Jambi
Untuk membuat gulai ikan patin diperlukan beberapa bumbu dan bahan, di antaranya jahe, merica kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, gula pasir, minyak sayur, santan kelapa kental, daun salam, ikan patin, santan kelapa encer, garam dapur, dan serai.
Untuk membuat gulai ikan patin, Anda perlu membersihkan sisik dan kotoran dalam perut ikan terlebih dahulu. Selanjutnya, ikan dilumuri dengan perasan air jeruk dan garam dapur. Lalu, haluskan bahan-bahan bumbu, kemudian masukkan ke dalam air mendidih.
Masukkan ikan patin bersama asam kandis, daun kunyit, daun jeruk, dan daun salam. Bumbui dengan garam secukupnya, tambahkan dua sendok teh gula. Masak lagi, hingga ikan matang dan kuah terasa sedap.
5. Pendap – Bengkulu
Pendap adalah makanan khas Bengkulu yang berbahan dasar ikan kembung. Makanan ini mengandung banyak gizi, seperti energi, vitamin A, B1, kalsium, zat besi, protein, fosfor, dan lemak.
Mengutip Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, makanan dengan rasa pedas gurih ini diolah dengan bumbu khusus bersama dengan kelapa parut dan dimasak dalam bungkusan daun talas dan daun pisang.
Bumbu khusus yang digunakan yaitu bawang putih, bawang merah, ketumbar, lengkuas, cabai, jahe, garam, kencur, merica, dan penyedap. Pendap dimasak selama delapan jam sampai ikan benar-benar masak, bumbu meresap, dan daun talas tidak lagi menimbulkan rasa gatal pada kulit.
6. Gulai Belacan – Riau
Belacan merupakan bahasa Melayu yang berarti terasi. Cara membuat hidang berkuah ini cukup praktis. Adapun bahan-bahan yang diperlukan, yakni 200 gram udang besar, jeruk nipis, petai, air asam Jawa, terasi, gula pasir, santan, garam, lada, dan minyak untuk menumis.
Pertama-tama, bersihkan kotoran udang, kucuri perasan jeruk nipis, diamkan beberapa saat, lalu cuci bersih. Tumis bumbu halus, tambahkan terasi, masak hingga matang. Kemudian, tambahkan udang dan masak sampai udang berubah warna.
Selanjutnya, tambahkan petai, santan, gula, garam, dan lada. Masak sampai mendidih, kemudian tambahkan air asam. Cicipi masakan. Jika sudah sesuai, gulai belacan siap disajikan.
7. Otak-otak – Kepulauan Riau
Otak-otak adalah makanan yang terbuat dari daging tenggiri giling yang dibungkus daun pisang, dipanggang, lalu disajikan dengan kuah asam pedas.
Makanan pendamping nasi ini bisa dibuat dengan bahan yang cukup mudah, yakni daun pisang, santan, sagu, ikan tenggiri, bawang merah, garam, gula, dan merica.
8. Lenggang – Sumatra Selatan
Lenggang bisa dikatakan sebagai versi lain dari pempek, karena terdiri dari pempek lenjer yang dibalut telur. Dalam proses memasaknya, varian pempek ini menggunakan daun pisang. Adonan lenggang dibungkus dalam daun pisang, dibentuk kotak, lalu dipanggang hingga matang.
9. Mi Bangka – Bangka Belitung
Mi bangka juga dikenal dengan nama bakmi bangka. Bagi masyarakat Bangka, mi dikenal sebagai mien atau mian yang merupakan kuliner orang Hakka, kelompok Tionghoa Han. Bakmi bangka terbilang unik karena disajikan bersama lauk pendamping yang ramai.
Hidangan khas ini disajikan dengan potongan ayam kecap, bakso ikan, seafood, tahu kok (bakso tahu asli Bangka), pangsit, taoge, sayur caisim, bumbu pelengkap seperti lada, daun bawang, kecap asin, jeruk kunci, tongcai, garam, dan saus cabai pedas khas Pulau Bangka.
10. Seruit – Lampung
Mengutip Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, seruit adalah sambal hasil perpaduan antara tempoyak durian, sambal terasi dan pindang ikan yang ditambah sedikit air jeruk. Masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan nyeruit (makan bersama teman atau keluarga). Nyeruit berarti suatu ajakan yang memiliki nilai kebersamaan yang kuat.
Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat seruit, antara lain sambal terasi yang sudah jadi, tempoyak durian, pindang ikan dan sedikit air.
Seruit memiliki rasa asin, pedas, asam-asam segar, dan rasa gurih dari pindang ikan. Seruit lebih cocok dimasak dengan lalapan, baik mentah ataupun matang, seperti daun singkong atau labu yang telah direbus, jengkol, terong bulat kecil, petai, julang-jaling, dan daun mangga muda.