Nama Senjata Tradisional dari 34 Provinsi di Indonesia
Senjata tradisional digunakan oleh berbagai daerah di Indonesia. Fungsinya adalah untuk melindungi diri, menghadapi tantangan, menyerang musuh, berperang, berburu dan sebagainya.
Mempelajari senjata tradisional dari 34 provinsi di Indonesia adalah cara yang baik untuk mengenal warisan budaya Indonesia. Setiap provinsi mengembangkan senjata dengan teknik pembuatan yang diwariskan secara turun temurun.
Sebuah provinsi dapat memiliki lebih dari satu senjata, tergantung kebutuhan masyarakat setempat. Dalam artikel ini akan dibahas satu senjata tradisional Indonesia dari setiap provinsi yang dirangkum dari buku Mengenal Senjata Tradisional.
Senjata Tradisional Indonesia
Indonesia dibagi menjadi 34 provinsi dengan berbagai senjata tradisional sebagai berikut.
1. Rencong dari Aceh
Rencong merupakan senjata tradisional dari provinsi Aceh. Bentuknya menyerupai huruf L dan sejenis dengan belati. Gagangnya berbentuk huruf Arab dan diambil dari padanan kata bismillah.
Kalimat bismillah ini merupakan lambang yang memperlihatkan karakteristik rakyat Aceh yang sangat berpegang teguh pada kemuliaan ajaran Islam. Rencong mulai dipakai pada tahun 1514-1528 yaitu pada masa Sultan Ali Mughayat Syah memerintah kerajaan Aceh.
2. Hujor dari Sumatera Utara
Senjata tradisional hujor berasal dari Sumatera Utara. Senjata ini merupakan tombak yang ditemukan di suku Batak. Hujor terbuat dari logam dan digunakan untuk berburu dan berperang.
Bentuk hujor menyerupai daun pipih dan memiliki panjang sekitar 25 cm dan lebar 5,5 cm. Tangkai senjata tradisional ini terbuat dari kayu dengan panjang dua meter.
3. Pedang Jenawi dari Riau
Menurut buku Mengabadikan Riau: Buku II Antologi Esai Kebudayaan, pedang jenawi adalah senjata tradisional paling populer di Riau. Pedang jenawi digunakan oleh para panglima saat perang kerajaan.
Pada zaman dahulu, hanya orang-orang yang berkuasa, dihormati, dan cerdas dapat memiliki pedang ini. Sekilas, pedang jenawi mirip dengan pedang katana yang digunakan oleh samurai di Jepang.
4. Badik Tumbuk Lada dari Kepulauan Riau
Badik tumbuk lada merupakan senjata tradisional sejenis keris yang terdapat di Kepulauan Riau. Senjata in digunakan untuk menikam, mengiris, dan menjajah dalam pertempuran jarak pendek.
Menurut adat Riau, jika badik tumbuk lada telah ditarik dari sarungnya, maka harus ada yang ditikam, seperti benda atau binatang. Panjang senjata tradisional ini sekitar 27 - 29 cm. Lebar bilahnya sekitar 3,5 - 4 cm.
Pada pangkal sarung bagian belakang terdapat ukiran tebuk tembus yang berbentuk bulat pipih.
5. Karih dari Sumatera Barat
Senjata tradisional Sumatera Barat berupa karih atau keris. Karih biasanya digunakan oleh para pria dan diletakkan di depan pinggang. Karih termasuk senjata tikam alias tajam yang digunakan untuk alat pertahanan diri.
6. Tombak Mata Panah dari Jambi
Tombak mata panah dalam istilah daerah Kerinci disebut Kuju. Senjata ini dibuat di daerah Sungai Penuh dan sampai sekarang masih diproduksi. Tombak mata panah terdiri dari bagian mata panah, punting, kuping, tangkai, dan besi pelapis manau.
Ukuran tangkai senjata ini sekitar satu meter dan kepalanya sepanjang 20 cm. Warna tangkainya kuning dan kepala berwarna hitam. Bahan untuk membuat mata panah adalah besi pilihan yang dibakar sampai tingkat kepanasan tertentu.
Bagian tangkai dibuat dari bambu atau manau. Biasanya, tombak dimandikan dua kali dalam setahun untuk perawatan dan diasapi kemenyan.
7. Kerambit dari Bengkulu
Kerambit merupakan senjata tradisional Bengkulu yang memiliki bentuk dan penggunaan khusus. Bentuk kerambit yang melengkung hanya dapat digunakan oleh orang yang pandai bersilat.
Kerambit dibuat sesuai pesanan oleh seorang pandai besi yang ahli. Bahan utamanya adalah besi yang mengandung baja. Ukuran panjangnya adalah 12 cm dengan lebar pangkal 2 cm. Sedangkan bagian hulu berukuran panjang 8 cm dan kerangkanya berukuran 13 cm.
8. Siwar dari Sumatera Selatan
Senjata tradisional siwar berasal dari Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Senjata ini juga dikenal dengan nama badik. Perbedaannya terletak pada punggung matanya. Badik biasanya disebut siwar punggung lurus.
Siwar termasuk senjata pusaka dan saat ini sudah tidak diproduksi secara massal lagi. Hanya beberapa ahli waris dan tokoh masyarakat yang dapat membuat senjata ini.
9. Parang dari Kepulauan Bangka Belitung
Berdasarkan buku Pulau Bangka Belitung yang Indah, senjata tradisional masyarakat Kepulauan Bangka Belitung berbentuk parang. Senjata ini digunakan untuk perkelahian jarak pendek.
Ujung parang dibuat lebar dan berat untuk meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang berukuran sedang digunakan untuk menebang pohon karena ujungnya yang lebih besar dan berat.
10. Tombak atau Payan dari Lampung
Tombak menurut bahasa Lampung disebut payan. Berdasarkan bentuknya, tombak dibedakan menjadi tombak panjang dan pendek. Tombak panjang adalah tombak yang memiliki gagang dari kayu berukuran lebih dari 150 cm.
Sedangkan tomak pendek adalah tombak yang gagangnya tidak lebih dari 90 cm. Kedua jenis tombak memiliki mata tombak berukuran 34 sampai 40 cm. Tombak diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu benda pusaka, alat berburu, alat upacara, dan benda religi.
11. Mandau dari Kalimantan Barat
Mandau merupakan senjata tradisional sejenis parang yang berasal dari kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan. Senjata tradisional mandau dibawa oleh pemiliknya kemanapun ia pergi karena ini berfungsi sebagai kehormatan dan jati diri seseorang.
Pada zaman dahulu, mandau dianggap memiliki kekuatan magis sehingga hanya digunakan dalam acara tertentu, seperti perang, perlengkapan tarian adat, dan upacara. Bagian mandau terdiri dari bilah, gagang, dan sarung.
12. Sumpit dari Kalimantan Timur
Senjata tradisional dari Kalimantan Timur tak jauh berbeda dengan Kalimantan Barat. Mandau juga digunakan oleh Suku Dayak di Kalimantan Timur. Ada pula senjata tradisional sumpit.
Sumpit biasanya digunakan untuk berburu dan berperang, serta upacara adat atau pernikahan adat Dayak. Cara menggunakan senjata tradisional ini dengan meniup. Menurut kepercayaan suku Dayak, sumpit tidak boleh digunakan untuk membunuh sesama.
Senjata tradisional ini memiliki panjang 1,9 - 2,1 m. Sementara itu, diameter sumpit sekitar 2 - 3 cm yang berlubang di bagian tengahnya dengan diameter lubang sekitar 1 cm. Lubang ini berfungsi untuk memasukkan anak sumpit.
13. Keris Bujak Beliung dari Kalimantan Selatan
Keris bujak beliung adalah senjata tradisional dari Kalimantan Selatan yang panjangnya hingga 30 cm. Ciri khasnya terletak dari motif ukiran khas Kalimantan Selatan karena di dalamnya akan ada filosofi tersendiri.
14. Dohong dari Kalimantan Tengah
Dohong merupakan senjata tradisional masyarakat Dayak di Kalimantan. Dohong berbentuk mirip keris, tetapi lebih besar dan tajam. Hulu dohong terbuat dari tanduk. Sementara itu, sarungnya terbuat dari kayu. Senjata tradisional ini hanya dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang dan Basir.
15. Golok Ciomas dari Banten
Golok ciomas merupakan senjata tradisional khas dari Banten, khususnya di daerah Ciomas. Golok ini sangat terkenal karena ketajamannya dan mistis yang terkandung di dalamnya. Menurut buku Sekilas Mengenal Kebudayaan Banten, pada zaman penjajahan, pejuang menggunakan golok ini untuk mengusir penjajah.
Golok ciomas hanya dibuat pada bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw. dan harus melewati tahapan ritual dan penempatan besi khusus. Senjata tradisional ini terkenal karena keseimbangan bentuk, ketajaman, dan kehalusan penempaan.
16. Golok dari DKI Jakarta
Golok merupakan senjata tradisional masyarakat Betawi di DKI Jakarta. Dahulu, masyarakat Betawi menggunakan golok sebagai penghias pinggang, baik di dalam maupun di luar rumah untuk menjaga diri dari serangan penjahat.
Pada masyarakat Betawi keberadaan golok sangat dipengaruhi kebudayaan Jawa Barat yang melingkupinya. Perbedaan di antara keduanya dapat dilihat dari model bentuk dan penamaannya.
Masyarakat Betawi membagi golok menjadi empat, yaitu golok gobang, golok betok, badik badik, dan golok ujung turun.
17. Kujang dari Jawa Barat
Senjata tradisional kujang berasal dari Jawa Barat. Senjata ini berbentuk unik dengan tonjolan pada bagian pangkalnya, bergerigi pada satu sisi dan melengkung pada bagian ujung. Kujang berukuran panjang sekitar 20 - 30cm dan lebar 5 cm. Pada matanya terdapat 1-5 lubang. Kujang memiliki berat kurang lebih 300 gram.
19. Keris Jawa Tengah
Keris merupakan senjata tradisional yang dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah. Keris memiliki berbagai bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok dan ada yang berbilah lurus.
Tata cara penggunaan keris berbeda-beda di masing-masing daerah. Misalnya di daerah Jawa keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai, tetapi ditempatkan di depan pada masa perang.
20. Keris dari DI Yogyakarta
Senjata tradisional Yogyakarta adalah keris. Keris adalah sejenis senjata tajam yang terbuat dari logam. Bagian-bagian keris antara lain wilah (mata pisau), warangka (sarung), dan ukiran (pegangan keris).
21. Celurit dari Jawa Timur
Celurit merupakan senjata tradisional masyarakat Madura di Jawa Timur. Celurit memiliki bentuk bilah melengkung. Dahulu celurit hanya sebuah arit yang sering digunakan petani untuk menyabit rumput di ladang dan membuat pagar rumah. Kemudian, arit diubah menjadi alat bela diri yang digunakan oleh rakyat ketika menghadapi musuh.
Bentuk celurit melengkung menyerupai bulan sabit. Celurit terbuat dari besi atau baja. Bilah celurit diikatkan erat pada gagang. Sementara gagangnya terbuat dari kayu.
22. Keris dari Bali
Masyarakat Bali menggunakan senjata tradisional keris untuk membela diri dan mewakili seseorang untuk menghadiri undangan pernikahan. Selain itu, mereka memiliki kepercayaan bahwa keris dapat menyembuhkan seseorang dari gigitan binatang berbisa dengan cara merendam keris di dalam air.
Ukiran keris Bali bermacam-macam. Ada yang mempunyai bentuk patung dewa, patung pedanda, penari, raksasa, kepala kuda, dan sebagainya. Gagang keris terbuat dari kayu, tetapi ada juga yang berhiaskan permata. Biasanya pegangan keris agak besar serta panjang.
23. Sundu dari Nusa Tenggara Timur
Sundu merupakan senjata tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang menyerupai keris. Masyarakat Nusa Tenggara Timur menganggap senjata sebagai benda keramat.
Sundu berbentuk lurus. Bentuk pegangan atau gagangnya menyerupai bentuk sayap burung. Sedangkan pada sarung sundu terdapat motif horizontal melingkar.
24. Sampari dari Nusa Tenggara Barat
Sampari adalah sejenis keris dari Nusa Tenggara Barat. Senjata tradisional ini berasal dari Pulau Sumbawa bagian timur.
25. Wamilo dari Gorontalo
Wamilo merupakan senjata tradisional dari Gorontalo yang berbentuk menyerupai golok. Perbedaannya, wamilo memiliki bagian ujung hulu yang sedikit melengkung ke bawah.
26. Badik dari Sulawesi Barat
Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Senjata ini digunakan oleh masyarakat Melayu. Bentuknya menyerupai pisau tetapi memiliki lengkungan yang dalam pada bagian ujung.
27. Pasatimpo dari Sulawesi Tengah
Pasatimpo merupakan senjata tradisional sejenis parang yang berasal dari Sulawesi Tengah. Pasatimpo memiliki panjang kurang lebih 40 cm, dan terbuat dari tembaga atau kuningan. Hulunya bengkok dan sarungnya diberi tali.
28. Peda dari Sulawesi Utara
Peda merupakan senjata tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara. Peda termasuk jenis parang yang digunakan untuk bertani atau menyadap enau. Peda berbentuk pendek dengan ukuran 50 cm dan dibuat dari besi.
29. Lembing dari Sulawesi Tenggara
Tombak atau lembing adalah senjata tradisional dari Sulawesi Tenggara yang juga digunakan di daerah lain. Lembing digunakan untuk berburu binatang, perang, alat upacara dan pusaka turun temurun.
30. Badik dari Sulawesi Selatan
Badik merupakan senjata tradisional yang berasal dari Melayu, Makassar, Bugis dan Mandar di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang berukuran pendek. Senjata tradisional ini berbentuk seperti pisau belati. Badik terbuat dari bahan besi, baja dan pamor. Panjang bilahnya antara 20 - 30 cm, belum termasuk hulunya.
31. Parang Sawalaku dari Maluku Utara
Parang sawalaku merupakan senjata tradisional khas daerah Maluku yang berbentuk parang dan tameng. Parang memiliki panjang 90 - 100 cm. Parang terbuat dari bahan besi yang khusus. Kepala parang terbuat dari kayu besi atau kayu gapusa.
Sementara itu sawalaku (perisai) dihiasi dengan motif-motif yang melambangkan keberanian. Sawalaku terbuat dari kayu yang keras. Parang sawalaku digunakan untuk keperluan berperang dan untuk berburu binatang.
32. Tombak dari Maluku
Tombak adalah senjata tradisional yang terdapat di Maluku. Tombak digunakan untuk menangkap ikan. Bagian tombak terdiri atas tongkat sebagai pegangan dan mata (kepala tombak) yang tajam.
Mata tombak terbuat dari besi atau baja. Ujung tombak berbentuk lurus, tajam di kedua sisinya, dan runcing ujungnya.
33. Pisau Belati dari Papua
Pisau belati merupakan senjata tradisional di Papua yang terbuat dari tulang kaki Burung Kasuari. Pada hulu belati dihiasi juga dengan bulu burung Kasuari. Pisau belati digunakan untuk berburu atau berperang.
34. Busur dan Panah dari Papua Barat
Serupa dengan Papua, pisau belati juga digunakan sebagai senjata tradisional di Papua Barat. Selain itu, ada pula senjata tradisional busur dan panah. Busur terbuat dari bambu atau kayu. Sementara tali busurnya terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang.
Demikian nama-nama senjata tradisional dari 34 provinsi di Indonesia.