Nama Senjata Tradisional dari 34 Provinsi di Indonesia

Image title
3 Januari 2022, 12:24
Pengunjung melihat berbagai macam bentuk senjata tradisional keris di salah satu stan saat pembukaan pameran bertajuk "Gemstone & Antiques Fair" di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/2/2021). Pameran yang berlangsung hingga 28 Februari tersebut bertujuan u
ANTARA FOTO/Moch Asim/wsj.
Pengunjung melihat berbagai macam bentuk senjata tradisional keris di salah satu stan saat pembukaan pameran bertajuk "Gemstone & Antiques Fair" di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/2/2021). Pameran yang berlangsung hingga 28 Februari tersebut bertujuan untuk mengenalkan keunikan batu-batu alam dan barang antik seperti keris yang menjadi warisan budaya Nusantara.

Senjata tradisional digunakan oleh berbagai daerah di Indonesia. Fungsinya adalah untuk melindungi diri, menghadapi tantangan, menyerang musuh, berperang, berburu dan sebagainya.

Mempelajari senjata tradisional dari 34 provinsi di Indonesia adalah cara yang baik untuk mengenal warisan budaya Indonesia. Setiap provinsi mengembangkan senjata dengan teknik pembuatan yang diwariskan secara turun temurun.

Sebuah provinsi dapat memiliki lebih dari satu senjata, tergantung kebutuhan masyarakat setempat. Dalam artikel ini akan dibahas satu senjata tradisional Indonesia dari setiap provinsi yang dirangkum dari buku Mengenal Senjata Tradisional.

Senjata Tradisional Indonesia

Indonesia dibagi menjadi 34 provinsi dengan berbagai senjata tradisional sebagai berikut.

1. Rencong dari Aceh

Rencong merupakan senjata tradisional dari provinsi Aceh. Bentuknya menyerupai huruf L dan sejenis dengan belati. Gagangnya berbentuk huruf Arab dan diambil dari padanan kata bismillah.

Kalimat bismillah ini merupakan lambang yang memperlihatkan karakteristik rakyat Aceh yang sangat berpegang teguh pada kemuliaan ajaran Islam. Rencong mulai dipakai pada tahun 1514-1528 yaitu pada masa Sultan Ali Mughayat Syah memerintah kerajaan Aceh.

2. Hujor dari Sumatera Utara

Senjata tradisional hujor berasal dari Sumatera Utara. Senjata ini merupakan tombak yang ditemukan di suku Batak. Hujor terbuat dari logam dan digunakan untuk berburu dan berperang.

Bentuk hujor menyerupai daun pipih dan memiliki panjang sekitar 25 cm dan lebar 5,5 cm. Tangkai senjata tradisional ini terbuat dari kayu dengan panjang dua meter.

3. Pedang Jenawi dari Riau

Menurut buku Mengabadikan Riau: Buku II Antologi Esai Kebudayaan, pedang jenawi adalah senjata tradisional paling populer di Riau. Pedang jenawi digunakan oleh para panglima saat perang kerajaan.

Pada zaman dahulu, hanya orang-orang yang berkuasa, dihormati, dan cerdas dapat memiliki pedang ini. Sekilas, pedang jenawi mirip dengan pedang katana yang digunakan oleh samurai di Jepang.

4. Badik Tumbuk Lada dari Kepulauan Riau

Badik tumbuk lada merupakan senjata tradisional sejenis keris yang terdapat di Kepulauan Riau. Senjata in digunakan untuk menikam, mengiris, dan menjajah dalam pertempuran jarak pendek.

Menurut adat Riau, jika badik tumbuk lada telah ditarik dari sarungnya, maka harus ada yang ditikam, seperti benda atau binatang. Panjang senjata tradisional ini sekitar 27 - 29 cm. Lebar bilahnya sekitar 3,5 - 4 cm.

Pada pangkal sarung bagian belakang terdapat ukiran tebuk tembus yang berbentuk bulat pipih.

5. Karih dari Sumatera Barat

Senjata tradisional Sumatera Barat berupa karih atau keris. Karih biasanya digunakan oleh para pria dan diletakkan di depan pinggang. Karih termasuk senjata tikam alias tajam yang digunakan untuk alat pertahanan diri.

6. Tombak Mata Panah dari Jambi

Tombak mata panah dalam istilah daerah Kerinci disebut Kuju. Senjata ini dibuat di daerah Sungai Penuh dan sampai sekarang masih diproduksi. Tombak mata panah terdiri dari bagian mata panah, punting, kuping, tangkai, dan besi pelapis manau.

Ukuran tangkai senjata ini sekitar satu meter dan kepalanya sepanjang 20 cm. Warna tangkainya kuning dan kepala berwarna hitam. Bahan untuk membuat mata panah adalah besi pilihan yang dibakar sampai tingkat kepanasan tertentu.

Bagian tangkai dibuat dari bambu atau manau. Biasanya, tombak dimandikan dua kali dalam setahun untuk perawatan dan diasapi kemenyan.

7. Kerambit dari Bengkulu

Kerambit merupakan senjata tradisional Bengkulu yang memiliki bentuk dan penggunaan khusus. Bentuk kerambit yang melengkung hanya dapat digunakan oleh orang yang pandai bersilat.

Kerambit dibuat sesuai pesanan oleh seorang pandai besi yang ahli. Bahan utamanya adalah besi yang mengandung baja. Ukuran panjangnya adalah 12 cm dengan lebar pangkal 2 cm. Sedangkan bagian hulu berukuran panjang 8 cm dan kerangkanya berukuran 13 cm.

8. Siwar dari Sumatera Selatan

Senjata tradisional siwar berasal dari Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Senjata ini juga dikenal dengan nama badik. Perbedaannya terletak pada punggung matanya. Badik biasanya disebut siwar punggung lurus.

Siwar termasuk senjata pusaka dan saat ini sudah tidak diproduksi secara massal lagi. Hanya beberapa ahli waris dan tokoh masyarakat yang dapat membuat senjata ini.

9. Parang dari Kepulauan Bangka Belitung

Berdasarkan buku Pulau Bangka Belitung yang Indah, senjata tradisional masyarakat Kepulauan Bangka Belitung berbentuk parang. Senjata ini digunakan untuk perkelahian jarak pendek.

Ujung parang dibuat lebar dan berat untuk meningkatkan bobot supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang berukuran sedang digunakan untuk menebang pohon karena ujungnya yang lebih besar dan berat.

10. Tombak atau Payan dari Lampung

Tombak menurut bahasa Lampung disebut payan. Berdasarkan bentuknya, tombak dibedakan menjadi tombak panjang dan pendek. Tombak panjang adalah tombak yang memiliki gagang dari kayu berukuran lebih dari 150 cm.

Sedangkan tomak pendek adalah tombak yang gagangnya tidak lebih dari 90 cm. Kedua jenis tombak memiliki mata tombak berukuran 34 sampai 40 cm. Tombak diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu benda pusaka, alat berburu, alat upacara, dan benda religi.

11. Mandau dari Kalimantan Barat

Mandau merupakan senjata tradisional sejenis parang yang berasal dari kebudayaan Suku Dayak di Kalimantan. Senjata tradisional mandau dibawa oleh pemiliknya kemanapun ia pergi karena ini berfungsi sebagai kehormatan dan jati diri seseorang.

Pada zaman dahulu, mandau dianggap memiliki kekuatan magis sehingga hanya digunakan dalam acara tertentu, seperti perang, perlengkapan tarian adat, dan upacara. Bagian mandau terdiri dari bilah, gagang, dan sarung.

12. Sumpit dari Kalimantan Timur

Senjata tradisional dari Kalimantan Timur tak jauh berbeda dengan Kalimantan Barat. Mandau juga digunakan oleh Suku Dayak di Kalimantan Timur. Ada pula senjata tradisional sumpit.

Sumpit biasanya digunakan untuk berburu dan berperang, serta upacara adat atau pernikahan adat Dayak. Cara menggunakan senjata tradisional ini dengan meniup. Menurut kepercayaan suku Dayak, sumpit tidak boleh digunakan untuk membunuh sesama.

Senjata tradisional ini memiliki panjang 1,9 - 2,1 m. Sementara itu, diameter sumpit sekitar 2 - 3 cm yang berlubang di bagian tengahnya dengan diameter lubang sekitar 1 cm. Lubang ini berfungsi untuk memasukkan anak sumpit.

13. Keris Bujak Beliung dari Kalimantan Selatan

Keris bujak beliung adalah senjata tradisional dari Kalimantan Selatan yang panjangnya hingga 30 cm. Ciri khasnya terletak dari motif ukiran khas Kalimantan Selatan karena di dalamnya akan ada filosofi tersendiri.

Halaman:
Editor: Intan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...