Mengenal 9 Alat Musik Sumatera Barat dan Kegunaannya yang Unik
Bicara soal musik tradisional, alat musik Sumatera Barat mungkin jadi salah satu yang beragam dan memiliki keunikan. Mungkin masih banyak yang belum tahu apa saja alat musik dari Sumatera Barat. Tak bisa dipungkiri, beberapa alat musik tradisional Sumatera Barat masih terdengar cukup asing, apalagi jika dibandingkan alat musik khas Sunda, misalnya.
Provinsi Sumatera Barat yang beribu kota di Padang, memang didiami oleh etnis Minangkabau. Alat musik dari Sumatera Barat pun, pastinya mencirikan budaya masyarakat Minangkabau, tapi ada juga beberapa alat musik tradisional Sumatera Barat yang dipengaruhi oleh agama Islam.
Alat musik Sumatera Barat terbagi ke dalam beberapa jenis, dari cara memainkannya. Ada alat musik tiup, ada perkusi dan perkusi ritmis, ada pula alat musik gesek. Berdasarkan bahannya, alat musik dari Sumatera Barat juga sangat beragam. Ada yang terbuat dari bahan tembaga, bambu hingga tanduk kerbau.
Alat Musik Tiup dari Sumatera Barat
Ada cukup banyak ragam alat musik tradisional Sumatera Barat yang dimainkan dengan cara ditiup. Berikut ini adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat:
Saluang
Alat musik tradisional Sumatera Barat yang pertama adalah Saluang. Alat musik Sumatera Barat ini terbuat dari bambu tipis atau talang, dan berbentuk menyerupai suling. Meski sama-sama terbuat dari bambu, seperti suling pada umumnya, terdapat beberapa perbedaan yang membuat Saluang menjadi alat musik tradisional Sumatera Barat yang unik.
Saluang memiliki panjang sekitar 40 sampai 60 sentimeter, dengan ukuran diameter sekitar tiga sentimeter. Perbedaan yang terlihat antara Saluang dan suling biasa adalah jumlah lubangnya. Pada umumnya suling memiliki tujuh lubang, sementara Saluang hanya empat lubang saja.
Alat musik dari Sumatera Barat yang satu ini juga memiliki beberapa jenis atau varian, yang tersebar di beberapa daerah di Sumatera Barat, yaitu: Saluang darek, Saluang sirompak, Saluang pauh dan Saluang panjang. Empat jenis Saluang itu memiliki perbedaan di bunyi dan cara memainkannya.
Pada zaman dahulu, Saluang merupakan salah satu alat musik dari Sumatera Barat, yang digunakan pada ritual masyarakat Minangkabau. Kini, Saluang lebih banyak digunakan sebagai hiburan seperti acara pesta pernikahan hingga upacara adat seperti Batagak Gala.
Sarunai
Alat musik dari Sumatera Barat, yang dimainkan dengan cara ditiup berikutnya adalah Sarunai atau juga dikenal dengan nama Pupuik Sarunai. Sejatinya alat musik tradisional Sumatera Barat ini berasal dari Lembah Kashmir di India Utara, yang bernama Shehnai. Menariknya, Sarunai atau Pupuik Sarunai ini juga ada di beberapa wilayah lain di luar Sumatera Barat. Penyebaran alat musik dari Sumatera Barat ini dibawa oleh para perantau dari Minang.
Jika Saluang hanya terbuat dari bambu dan bentuknya mirip dengan suling biasa, Sarunai berbentuk menyerupai klarinet dan terbuat dari beberapa jenis bahan. Bahan pembuat Sarunai biasanya terdiri dari bambu atau kayu, batang padi, sampai daun kelapa atau juga tanduk kerbau. Sementara bagian yang digunakan untuk mengatur nada terbuat dari kayu Capo Ringkik atau bambu talang sebesar ibu jari.
Alat musik tradisional Sumatera Barat ini memiliki ukuran sekitar 20 sentimeter, dan terdiri dari empat lubang untuk mengatur nadanya. Pupuik Sarunai biasanya dimainkan pada pesta pernikahan dan upacara adat lainnya.
Bansi
Sepintas, alat musik dari Sumatera Barat yang satu ini memiliki bentuk menyerupai Saluang. Namun ada perbedaan antara Bansi dan Saluang. Perbedaan pertama dari bahan pembuatnya. Bansi biasanya terbuat dari bambu berjenis talang.
Ukuran panjang dan jumlah lubang Bansi juga berbeda dengan Saluang. Alat musik tradisional Sumatera Barat yang satu ini memiliki panjang sekitar 33 sentimeter saja, yang artinya lebih pendek dibandingkan dengan Saluang. Selain itu, jumlah lubang pada Bansi ada tujuh, berbeda dengan Saluang yang hanya memiliki empat lubang.
Pupuik Tanduk
Alat musik tradisional Sumatera Barat yang satu ini, mungkin menjadi yang paling unik. Seperti namanya, Pupuik Tanduk merupakan alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau, dengan sentuhan bambu pada bagian ujung, tempat untuk meniup.
Tak hanya unik dari segi bahan pembuatnya, Pupuik Tanduk juga unik dari kegunaannya. Selain digunakan pada upacara adat masyarakat Minangkabau, Pupuik Tanduk juga digunakan sebagai penanda waktu salat, dan juga untuk menandakan kepada warga bahwa ada informasi yang akan disampaikan oleh pemimpin.
Alat Musik Pukul dari Sumatera Barat
Alat musik Sumatera Barat berikut ini termasuk ke dalam jenis alat musik pukul, yang biasa digunakan pada upacara adat masyarakat Minangkabau.
Talempong
Pertama ada Talempong, alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang dimainkan dengan cara dipukul. Bentuk Talempong menyerupai gamelan Jawa berukuran kecil, yang terbuat dari bahan campuran logam, timah, perunggu, kuningan dan tembaga. Talempong menghasilkan bunyi yang identik dengan Bonang.
Alat musik tradisional Sumatera Barat yang satu ini dimainkan dengan menggunakan alat pemukul, seukuran ibu jari. Cara memainkan Talempong juga cukup unik. Alat musik pukul ini bisa dimainkan cara dijinjing atau dengan menggunakan wadah yang bernama Rea dan disebut Talempong Duduak.
Talempong, yang merupakan alat musik dari Sumatera Barat, biasa dimainkan sebagai pengiring tari, upacara adat hingga penyambutan tamu kehormatan.
Aguang
Aguang juga memiliki nama lain, yaitu Gong Minang. Bentuknya persis seperti Gong, dan terbuat dari bahan perunggu. Bentuk Aguang pun berbeda-beda, sehingga menghasilkan suara yang berbeda juga, tergantung diameternya.
Alat musik dari Sumatera Barat ini dimainkan dengan cara dipukul, tentunya, dan biasa dipakai sebagai penanda dimulai atau diakhirinya sebuah acara adat.
Rebana
Alat musik dari Sumatera Barat yang satu ini, biasa dipakai pada kegiatan atau upacara yang bernuansa Islam.
Rebana atau juga disebut Rabano ini terbuat dari kayu nangka pada bagian tubuhnya, dan menggunakan kulit kambing atau biawak pada bagian atasnya.
Gandang Tabuik
Gandang Tabuik adalah alat musik dari Sumatera Barat yang bentuknya menyerupai kendang. Alat musik pukul yang satu ini, biasanya terbuat dari bahan bambu atau rotan, dan dimainkan dengan cara ditabuh.
Alat musik tradisional dari Sumatera Barat ini, secara spesifik digunakan sebagai pengiring upacara Oyak Tabuik.
Alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang terakhir adalah Rabab. Rabab dimainkan dengan cara digesek seperti biola, dan terdapat beberapa jenis seperti Rabab Darek, Rabab Pariaman dan Rabab Pasisie.
Dari bentuknya, Rabab dibagi menjadi tiga bagian yaitu: kepala, badan dan tangkai. Kepala Rabab disebut Talingo yang merupakan tempat untuk memutar tali. Badan Rabab disebut sebagai Galuek, berada di bagian bawah dan bentuknya menyerupai tempurung. Sementara bagian tangkainya disebut Jungan, yang terbuat dari bambu talang. Sedangkan alat penggesek Rabab menggunakan bahan berpa benang atau ekor kuda dan rotan.