7 Cerita Rakyat Indonesia Populer dan Pesan Moralnya
Cerita rakyat merupakan sebuah karya sastra yang menceritakan tentang nilai kehidupan. Biasanya, masing-masing daerah memiliki sebuah cerita rakyat yang berbeda dengan daerah lain.
Mulanya, cerita rakyat berkembang melalui budaya tutur, kemudian berkembang menjadi buku, film, dan gambar hingga saat ini.
Cerita Rakyat Indonesia Populer beserta Pesan Moralnya
Dikutip dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia (2013) karya Irwan Rouf, cerita rakyat bertujuan untuk mengajarkan budaya setempat dan melestarikannya.
Cerita rakyat diangkat dari pemikiran fiktif masyarakat setempat. Akan tetapi, tidak sedikit juga dari cerita rakyat yang merupakan kisah nyata.
Dalam sajiannya, cerita rakyat kerap mengandung pesan moral. Selain itu, cerita rakyat Indonesia juga dibumbui dengan hiburan.
Berikut beberapa cerita rakat Indonesia populer dan pesan moralnya.
1. Cerita Rakyat Malin Kundang Si Anak Durhaka
Cerita rakyat Malin Kundang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Berlatar budaya minang yang kental, cerita rakyat Malin Kundang bercerita tentang sosok anak durhaka.
Dahulu di sebuah dusun nelayan, tepatnya di Sumatra Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibundanya, Mande Rubayah.
Sang ayah telah lama pergi meninggalkan ibu dan anak semata wayangnya itu. Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani, tapi sedikit nakal.
Mereka hidup serba kekurangan. Hingga suatu ketika saat Malin beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari peruntungan di negeri seberang.
Dengan harapan nantinya saat kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi saudagar kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Tekadnya semakin kuat, Malin meminta izin kepada ibundanya. Mande Rubayah sempat tidak setuju dengan keinginan anaknya, tetapi karena Malin terus mendesak akhirnya ia mengizinkan.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, Nak," pesan dari ibunya.
Ternyata keberadaan Malin di kapal itu sangat disukai. Selain karena ia sangat rajin dan selalu siap menolong, ia juga seorang pekerja keras.
Beberapa tahun berlalu, kini Malin telah menjadi seorang nahkoda yang mengepalai banyak kapal dagang. Ia pun berhasil memperistri salah seorang putri raja yang cantik jelita.
Kabar kesuksesannya sampai kepada ibunda Malin. Setiap hari Mande Rubayah menyempatkan diri pergi ke dermaga berharap bisa bertemu putranya, Malin.
Suatu ketika, sampailah kapal mereka di kampung tempat Malin dulu dibesarkan. Malin Kundang pun turun dari kapal, kemudian disambut oleh ibundanya.
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar,” katanya sambil memeluk Malin.
Malin Kundang justru malah segera melepaskan pelukan tersebut dan mendorong ibundanya hingga terjatuh.
"Wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku,” kata Malin kepada ibunya.
Malin berpura-pura tidak mengenal ibunya, karena malu melihat ibunya yang sudah tua dan memakai baju compang-camping.
“Wanita itu ibumu?,” tanya istri Malin.
“Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan hartaku,” sahut Malin.
Melihat tingkah Malin yang congkak di depan istrinya, Mande Rubayah sangat sakit hati. Ia melihat kapal anaknya yang bertolak dari pantai, sambil berdoa dalam hatinya agar Tuhan menghukum anaknya.
Tidak lama setelah kapal itu bertolak, badai pun datang. Air laut yang bergelora menerjang dan membanting kapal besar yang sangat megah tersebut. Bangkai kapal berhamburan beserta segala isinya.
Setelah kapal itu hancur, badai pun reda. Selain serpihan pecahan kapal, di pantai itu terlihat ada sebuah batu karang yang mirip dengan sosok Malin yang sedang bersimpuh.
Pesan moral cerita rakyat Indonesia malin kundang adalah jangan menyakiti doa orang tua, karena doa mereka akan sangat mudah dikabulkan. Terlihat dari doa ibu Malin yang menginginkan anaknya menjadi batu dan Malin langsung menjadi batu.
2. Cerita Legenda Candi Prambanan Roro Jonggrang
Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.
Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.
Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.
Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.
Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan seribu candi dan dua sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.
Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.
Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, janganlah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.
3. Cerita Legenda Danau Toba
Pada zaman dahulu, terdapat pria bernama Toba. Suatu hari, ia hendak memancing. Tapi, apa yang ia tangkap dari pancingan ternyata ikan mas yang kemudian berubah menjadi putri cantik. Putri itu kemudian berterima kasih pada Toba karena membebaskannya.
Putri itu bersedia menjadi istri Toba. Namun dengan syarat, Toba tak boleh menceritakan asal-usulnya. Mereka akhirnya menikah dan memiliki anak yang dinamai Samosir. Samosir tumbuh menjadi anak laki-laki yang aktif tapi sayangnya sedikit nakal.
Suatu ketika, Samosir diminta membawakan bekal makanan untuk ayahnya. Di tengah jalan, Samosir malah memakannnya hingga bekalnya sedikit. Sampai pada ayahnya, Toba terkejut bekal yang dibawakan sedikit. Merasa kecewa, Toba malah memarahi Samosir.
Ia melanggar janjinya sampai menyebut Samosir adalah anak ikan yang tidak tahu diuntung. Samosir sontak kaget dan sedih. Ia langsung pulang dan mengadu pada ibunda. Janji yang telah dilanggar akhirnya berbuah pahit. Sang istri dan Samosir tiba-tiba hilang.
Kemudian hilangnya mereka malah berganti menjadi semburan air yang dahsyat dekat tempat tinggalnya. Alhasil, semburan tersebut menjadi danau yang kemudian dinamakan Danau Toba. Sementara, pulau di tengahnya diberi nama Samosir.
Pesan moral yang dapat diambil dari kisah legenda Danau Toba adalah jangan sekali-sekali melanggar janji yang sudah disepakati.
4. Cerita Rakyat Batu Menangis
Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras.
Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa.
Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar.
Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran.
Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, sudah terlambat. Sampai ia menangi-nangis, kutukan itu berlanjut. Hingga jadi batu pun, air mata sang gadis masih berlinang.
Begitu lah legenda Batu Menangis. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita rakyat batu menangis adalah jangan durhaka pada orang tua. Berbaktilah pada orang tua.
5. Cerita Legenda Siamang Putih
Cerita rakyat Indonesia ini dimulai kala seorang raja yang bernama Tuanku Raja Kecik mengadakan sebuah pesta untuk mencarikan jodoh bagi cucunya yang cantik jelita, Puti Julian. Pada malam sebelum pesta, Puti Julian bermimpi bertemu dengan seorang pemuda bernama Sutan Rumandung.
Ia kemudian menjadi manusia biasa dan turun ke desa. Ketika turun, di desa sedang ada upacara merti desa. Namun, warga bukan menyambut hangat dan malah mengusir Baru karena penampilannya yang compang-camping.
Beruntung, ia disambut oleh Nyai Latung, wanita tua dari desa tersebut. Baru Klinting kemudian mencari perhatian warga desa dengan menancapkan lidi ke lesung kayu. Ia memberi woro-woro siapa yang berhasil mencabutnya. Ternyata tidak ada yang mencabutnya.
Baru Klinting pun mencabutnya, seketika keluar air dari dalam tanah. Lama-kelamaan, air tersebut menenggelamkan seluruh desa. Genangan air tersebut kemudian dikenal sebagai Rawa Pening.
Pesan moralnya dari cerita legenda ini adalah hargai orang lain dan jangan lah saling membenci. Jangan nilai orang dari penampilan luarnya saja.
6. Cerita Rakyat Asal-usul Pulau Bali
Menurut legenda cerita rakyat yang beredar, Pulau Bali dan Jawa pada awalnya tergabung. Berawal dari kisah Siddhi Mantra, seorang Brahmana yang miliki anak bernama Manik Angkera yang suka menghambur-hamburkan harta Ayahnya dengan cara berjudi.
Siddhi Mantra adalah orang yang kaya raya, namun karena kelakuan anaknya yang mempertaruhkan hartanya dalam berjudi sampai habis, lalu berhutang pada orang lain, melihat kesulitan anaknya konon atas petunjuk Sanghyang Widhi, Sidhimantra menemui Naga Sakti penjaga harta karun di kawah Gunung Agung.
Setelah hutang terbayar atas bantuannya Naga, sayangnya Manik Angkeran masih tetap suka berjudi, demi harta, sang anak menemui Sendiri Sang Naga dan berhasil menipunya, karena marah Naga pun membakar Manik Angkeran hingga meninggal.
Siddhi Mantra yang merasa kasihan kepada anaknya, memohon dengan penuh belas kasihan kepada Naga untuk menghidupkan kembali anaknya. Naga yang masih memiliki rasa kasihan itu pun mengabulkan permintaanya.
Setelah Manik Angkera hidup kembali, Siddhi Mantra mengeluarkan mata air persis tepat diantara mereka berdua berdiri, dengan maksud agar anaknya bisa terpisah dengannya dan bisa mandiri.
Lama-kelamaan tanah tempat Mereka berdiri dipisahkan oleh air dan membentuk sebuah pulau kecil. Pulau yang terbentuk itu adalah pulau Bali yang kita kenal sampai sekarang.
7. Cerita Rakyat Timun Mas
Mbok Sirni adalah seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. Suatu hari, ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan ke raksasa itu untuk disantap.
Dalam cerita rakyat timun mas, Mbok Sirni pun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas.
Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Emas. Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis jelita.
Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun Emas. Ia pun mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi karena semakin dewasa, semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju.
Mbok Sirni semakin sayang pada Timun Emas. Setiap kali ia teringat akan janinnya hatinya menjadi cemas dan sedih. Suatu malam Mbok Sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul dan akhirnya pergi di pagi hari.
Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya di rumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada Timun Emas, dan disuruhnya Timun Emas berdoa.
Pagi hari datang, raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun Emas disuruh keluar lewat pintu belakang untuk Mbok Sirni dan raksasa pun mengejarnya. Timun Emas teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya.
Raksasa memakannya tetapi buah timun tersebut malah menambah tenaga raksasa. Kemudian, Timun Mas menaburkan jarum sampai sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar. Timun Emas membuka bingkisan yang berisi garam tersebut dan ditaburkannya.
Seketika hutan pun menjadi lautan luas. Dengan kesaktiannya raksasa dapat melewati. Timun Emas kemudian menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, raksasa pun mati. Akhirnya, Timun Mas dan Mbok Sirni hidup bahagia dengan damai.
Pesan moral dari cerita legenda ini adalah setiap perbuatan jahat akan mendapat balasan dan ganjaran di kemudian hari. Jadi, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari.