Peta Jalan dan Strategi Besar Bappenas untuk Pulihkan Ekonomi Bali
Pandemi Covid-19 membuat ekonomi Bali terpuruk akibat berbagai pembatasan perjalanan yang dilakukan pemerintah. Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai penopang ekonominya mengalami kontraksi hingga 9,31 %.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan rencana pemulihan Bali akan dilakukan melalui Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali dan Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ulapan.
"Bali sebagai barometer Indonesia di mata dunia harus segera pulih dan bangkit. Serta harus bertransformasi menjadi Bali era baru," kata Suharso dalam Pekuncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, Jumat (3/12).
Suharso mengatakan, transformasi ekonomi Bali dilakukan dengan menggunakan enam strategi besar. Hal itu bakal diselaraskan dengan nilai-nilai filosofi kearifan lokal Sat Kerthi. Adapun, strategi utama yang dilakukan, yakni mendorong produktivitas masyarakat Bali.
Tingkat produktivitas Pulau Dewata dinilai masih rendah akibat tingginya penyebaran TBC dan HIV, serta tingkat kematian bayi tinggi. Ditambah lagi, pendidikan tenaga kerja Bali mayoritas adalah Sekolah Menengah Pertama alias SMP ke bawah.
Suharso mengatakan, melalui strategi Bali pintar dan sehat, Pulau Dewata akan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, berkarakter, kuat, inovatif dan memiliki kemampuan inovasi tinggi.
Suharso mengungkapkan tantangan yang dialami masyarakat Bali terkait dengan produktivitas, seperti minimnya penggunaan teknologi di sektor pertanian, terbatasnya keterkaitan rantai pasok komoditas dari hulu hingga hulur, terbatasnya keragaman subsektor industri, dan rendahnya kontribusi sektor industri terhadap ekspor.
"Maka, dengan strategi Bali produktif, Bali akan memiliki tenaga kerja setara pekerja kelas menengah, pertanian modern menuju Bali organik, industri hijau berorientasi ekspor, serta pariwisata berkualitas dan berkelanjutan," kata dia.
Pengembangan pariwisata berkualitas akan didukung oleh master plan Ulapan yang mengembangkan tiga zonasi yakni, zona pengembangan produk wisata berbasis keluhuran warisan budaya Ubud, zona pengembangan produk wisata berbasis budaya keseharian masyarakat Ubud, dan zona pengembangan produk wisata berbasis wisata alam dan petualangan.
Di sisi lain, Bali saat ini juga menghadapi masalah lingkungan seperti peningkatan emisi, kenaikan permukaan laut, tingginya konsumsi energi non terbarukan dan permasalahan pengelolaan sampah.
Suharso berharap, strategi Bali hijau dapat mewujudkan penurunan emisi pada sektor pertanian, pengelolaan sampah dengan teknologi maju, transportasi ramah lingkungan, serta implementasi ekonomi biru sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan luas tutupan mangrove yang ideal.
"Bali juga saat ini menghadapi masalah keterbatasan infrastruktur konektivitas, serta minimnya infrastruktur logistik," katanya.
Di samping itu, Bappenas juga menyiapkan strategi Bali terintegrasi, dengan tujuan agar Bali dapat menjadi hub logistik udara yang menghubungkan Pulau Dewata dengan pasar domestik dan pasar global.
Pemerintah juga akan memanfaatkan strategi Bali Smart Island, di mana Bali akan memiliki 100% cakupan digital dengan kualitas jaringan prima. Dengan begitu ke depan Bali diharapkan menjadi destinasi startup global, serta memiliki sistem digital terintegrasi seperti smart government dan smart economy.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster berharap, Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali dan Master Plan Pengembangan Kawasan Pariwisata Ulapan dapat segera diterapkan pada 2022 dan berlanjut, hingga bisa menjadi percontohan yang sukses.