Jokowi Ingatkan Pandemi Mengubah Pola Berwisata, Bali Diminta Berbenah
Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, pun memperkirakan, sektor pariwisata bakal berubah total usai pandemi menyusul bergesernya pola hidup masyarakat sejak ada virus Covid-19.
"Perjalanan pariwisata di masa pandemi dan nantinya pascapandemi pasti akan berubah total," kata Jokowi dalam Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, Jumat (3/12).
Menurutnya, wisatawan akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Sebab, para wisatawan ingin menjamin dapat berwisata secara aman tanpa tertular virus corona.
Untuk itu, ia meminta tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan.
"Ke depan, semua negara berkaitan pariwisata pasti akan memprioritaskan kesehatan dan keamanan," ujar dia.
Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta, pariwisata Bali perlu bertransformasi dari pariwisata masa (mass tourism) menjadi pariwisata hijau dan pariwisata berkualitas. Kemudian, pariwisata Bali perlu diarahkan menjadi berbasis sosial, budaya, dan lingkungan.
"Sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi kearifan lokal Bali yang membangun harmoni dan memuliakan alam," ujar Mantan Gubenur DKI Jakarta tersebut.
Sebagai daerah yang menggantungkan perekonomiannya pada sektor pariwisata, Jokowi mencatat perekonomian Bali merosot tajam saat pandemi. Pada 2020, pertumbuhan ekonomi Bali minus 9,43%, turun dari pertumbuhan prapandemi 5,3%.
"Pariwisata adalah sektor paling awal terimbas dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih," ujar dia.
Kepala Negara pun meminta Bali untuk meningkatkan diversifikasi ekonomi. Sebab, perekonomian Pulau Dewata tidak bisa hanya bergantung pada satu sektor saja.
Jokowi mencontohkan, sektor pertanian dapat tumbuh positif saat pandemi. "Detail seperti ini harus tahu apa yg harus dilakukan. Kita harus ngerti," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Bali kembali mengalami kontraksi sedalam 2,91% pada kuartal III 2021 (year-on-year/yoy).
Kontraksi ini terjadi setelah sempat bangkit dari masa resesi dengan mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II 2021 sebesar 2,88% (yoy).
Adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat untuk wilayah Jawa-Bali diduga berdampak negatif terhadap aktivitas ekonomi Bali di sejumlah kategori lapangan usaha.
Dari 17 kategori lapangan usaha penyusun Produk Domestik Bruto (PDRB), sebanyak 11 kategori mengalami kontraksi pada kuartal III-2021.
Berubahnya pola berwisata masyarakat setelah pandemi juga terekam dalam survei Danareksa Research Institute pada awal November lalu.
Berdasarkan survei, pandemi Covid-19 juga membuat preferensi masyarakat Indonesia mengubah pilihan destinasi wisatanya.
Wisata outdoor (wisata bahari dan wisata alam) menjadi pilihan utama untuk berwisata karena lebih memungkinkan adanya penerapan protokol kesehatan.
Sebanyak 56,38% memilih wisata bahari sebagai pilihan utama untuk tujuan wisata mereka. Disusul kemudian dengan wisata alam (36,21%), wisata sejarah (12,74%), wisata religi (10,70%), wisata pendidikan (7,41%) dan lainnya (0,41%).
Sebagian besar masyarakat Indonesia mempertimbangkan penerapan protokol kesehatan serta keamanan dan kenyamanan sebagai hal yang paling mendasar.
Sebanyak 56,38% menempatkan penerapan protokol kesehatan sebagai pertimbangan utama.
Disusul kemudian dengan keamanan dan kenyamanan (36,215), biaya masuk yang murah (12.76%), lokasi wisata tidak ramai (10,7%), lokasi yang dekat dengan rumah (7,41%), serta durasi waktu yang pendek (0,41%).
Sebagai catatan, survei dilakukan terhadap 1.724 responden dari enam daerah yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.