Kasus PMK Ditargetkan Turun 6 Bulan ke Depan, Ini Strategi Satgas

Intan Nirmala Sari
30 Juli 2022, 11:15
PMK, vaksinasi PMK
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/tom.
Petugas Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melakukan penyuntikan vaksin terhadap sapi milik warga di Banda Aceh, Aceh, Jumat (29/7/2022). Data Satgas PMK menyebutkan, hingga 28 Juli 2022 sebanyak 746.243 ekor sapi yang tersebar di 273 kabupaten/kota telah disuntik vaksin PMK.

Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku atau Satgas PMK mengimbau masyarakat di daerah, untuk fokus melaksanakan vaksinasi-pmk dosis pertama kepada hewan ternaknya. Upaya tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran wabah PMK dalam enam bulan ke depan.

Ketua Satgas PMK, Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas, dengan total 3 juta dosis yang siap dialokasikan ke daerah. Adapun stok vaksin tersebut difokuskan untuk vaksinasi pertama. 

"Memang ada tenggang waktu antara vaksin pertama dan kedua sekitar 4-8 minggu, tapi saat ini dihabiskan dulu untuk vaksin pertama," kata Suharyanto dalam keterangan resminya, Sabtu (30/7).

Untuk mengatasi keterbatasan stok vaksin, Suharyanto menyarankan setiap daerah memberlakukan skala prioritas hewan ternak yang diberi vaksin. Itu mengingat, dampak wabah PMK tidak bisa dianggap sepele, sebab penurunan ekonomi yang signifikan dapat mengakibatkan kerugian mencapai triliun rupiah.

Seperti di Jawa Barat, penularan PMK banyak dialami sapi dan kerbau. Pemberian vaksin diharapkan berfokus kepada dua hewan ternak tersebut, dan untuk hewan ternak lainnya seperti domba atau kambing vaksin bisa diberikan setelah jumlahnya mencukupi.

"Ditargetkan dalam enam bulan ke depan kasus PMK sudah bisa berkurang. Menyatakan bebas vaksinasi memang membutuhkan waktu, tetapi diharapkan kasus PMK di Jawa Barat pada 2023 sudah habis," ujar Suharyanto.

Dalam rapat koordinasi tersebut, Suharyanto juga mengingatkan pentingnya penerapan empat strategi yakni biosekuriti, pengobatan, vaksinasi dan pemotongan bersyarat dalam penanganan PMK. Untuk menambah efektivitas, dilakukan pula testing sebagai tindakan pencegahan penyebaran PMK semakin meluas.

Saat ini, testing yang dilakukan masih berdasarkan gejala klinis, tetapi pekan depan pemerintah akan menyediakan alat testing mirip deteksi Covid-19, melalui reaksi rantai polimerase (PCR).

"Kalau biosekuriti bisa dimaksimalkan tidak perlu dilakukan vaksinasi. Oleh sebab itu, daerah yang belum terpapar (PMK) harus dijaga. Apabila ada 1-2 hewan ternak masuk yang sudah terpapar langsung saja dipotong. Tetapi, jika jumlahnya banyak sebaiknya langsung diobati," ujarnya.

Sebagai langkah mengantisipasi penyebaran dan mendukung pelaksanaan penanganan PMK di Jawa Barat, Satgas PMK Pusat dalam kunjungan ini memberikan sejumlah bantuan logistik. Bantuan itu berupa APD 20.519 set, alat semprot 86 unit, hand sanitizer 20.519 pcs, dan disinfektan 4.275 botol.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...