Ramalan Cuaca Ekstrem Indonesia Dipersingkat, Ini Penyebabnya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan puncak kondisi cuaca ekstrem akan terjadi pada 30-31 Desember 2022. Adapun, periode cuaca ekstrem diperpendek dari sebelumnya diprediksi hingga 3 Januari 2023, menjadi 1 Januari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan periode cuaca ekstrem diperpendek dengan munculnya bibit siklon tropis 95W di bagian selatan Filipina, pusat tekanan rendah di bagian utara Australia, dan sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan. Ketiga fenomena atmosfer tersebut mengubah jalur awan hujan yang tadinya menuju Pulau Jawa dan Nusa Tenggara ke tiga titik tersebut.
"Kehadiran bibit siklon tropis berdampak pada kecepatan angin dan gelombang tinggi. Kehadiran itu mengakibatkan awan yang menyebabkan hujan ekstrem terhisap dan terurai, sebagian ke utara dan sebagian ke selatan," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/12).
Menurunnya, bibit siklon tropis di bagian selatan Filipina memangkas puncak kondisi cuaca ekstrem dari 5 hari menjadi 1-2 hari. Akan tetapi, Dwikorita menegaskan kondisi cuaca ekstrem masih akan terjadi pada mulai 30 Desember 2022 sore hingga 1 Januari 2023 dini hari.
Sebagai informasi, BMKG mengklasifikasikan kondisi hujan setidaknya menjadi empat kondisi, yakni ekstrem jika intensitas hujan di atas 150 milimeter (mm), sangat lebat jika intensitas hujan 100-150 mm, lebat jika intensitas hujan 60-100 mm, dan sedang jika intensitas hujan 40-60mm. Adapun, BMKG mencatat bencana hidrometeorologi seperti banjir biasanya terjadi jika intensitas hujan di atas 100 mm.
Dwikorita mencatat ada beberapa daerah yang berpotensi mengalami hujan ekstrem pada 30 Desember 2022, yakni Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara, dan Jabodetabek. Menurutnya, kawasan Jabodetabek menjadi perhatian khusus lantaran mayoritas titik di kawasan Ibu Kota dan sekitarnya berpotensi diguyur hujan ekstrem.
"Itu merata di Jabodetabek, sehingga perlu diwaspadai. Untuk hujan ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Bekasi bagian utara, Jakarta Barat bagian utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kota Bekasi," kata Dwikorita.
Sementara itu, Dwikorita mencatat beberapa titik yang akan mengalami hujan lebat, seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor bagian selatan, Kota Depok, dan Jakarta Pusat. Dwikorita memprediksi intensitas hujan akan meningkat pada sore hari dan terus terjadi hingga pergantian hari.
Dwikorita mengingatkan tingginya curah hujan tersebut dapat menimbulkan banjir dan longsor di beberapa wilayah. Oleh karena itu, Dwikorita mengingatkan pada pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur dan kondisi lingkungan di daerah masing-masing.
Di samping itu, Dwikorita menilai ada potensi banjir rob karena tingginya intensitas hujan dan kecepatan angin yang dapat mencapai 40 knot atau 74,0 kilometer (km) per jam di beberapa wilayah, seperti Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, dan Jawa Tengah bagian utara.
Dalam paparannya, BMKG meramalkan banjir rob akan terjadi di 11 lokasi mulai 29 Desember 2022 hingga 8 Januari 2023. Kesebelas lokasi tersebut adalah pesisir di Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua bagian utara.