Kominfo Tata Ulang Frekuensi untuk Dukung Jaringan 5G

Fahmi Ahmad Burhan
14 Juli 2021, 19:47
Menteri Komunikasi dan Informatika (kominfo) Johnny G Plate (kanan) didampingi Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro (tengah) dan Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama Kusubandio (kiri) dan jajaran Komisaris serta Direksi Telkom Group dan Telkomsel b
ANTARA FOTO/ Reno Esnir/aww.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kanan) didampingi Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro (tengah) dan Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama Kusubandio (kiri) dan jajaran Komisaris serta Direksi Telkom Group dan Telkomsel berfoto bersama dalam acara Telkomsel 5G Grand Launch Unlock The Future di Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan mulai menata ulang (refarming) spektrum pita frekuensi 2,3 GHz. Refarming spektrum dilakukan agar layanan internet generasi kelima atau 5G yang sudah digelar beberapa operator seluler Tanah Air menjadi lebih baik.

Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan, refarming pita frekuensi 2,3 GHz rencananya berlangsung secara nasional dan dimulai pada Rabu (14/7). Sedangkan, paling lambat dituntaskan pada September 2021.

Refarming akan dilakukan pada sembilan klaster yang telah disepakati semua pengguna pita frekuensi 2,3 GHz. Sejumlah pengguna pita frekuensi itu antara lain, Telkomsel dan Smartfren. Kedua operator seluler itu merupakan pemenang lelang pita frekuensi 2,3 GHz yang digelar Kementerian Kominfo awal tahun ini.

Selain kedua operator seluler tersebut, refarming  juga akan melibatkan PT Berca Hardayaperkasa sebagai penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched (operator BWA).

Menurut Johnny, refarming spektrum merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas konektivitas digital. Refarming memungkinkan kualitas layanan 5G menjadi lebih baik, dan pemanfaatan 4G juga akan semakin optimal.

"Banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat pengguna layanan seluler, baik itu layanan 4G maupun 5G," kata Johnny dalam siaran pers, Rabu (14/7).

Menurutnya, dengan refarming kapasitas jaringan seluler akan turut meningkat. Alhasil, kapasitas jaringan itu mampu mengimbangi pertumbuhan trafik data internet yang terus bertumbuh pesat. Operator seluler juga diklaim dapat lebih leluasa menerapkan teknologi 5G.

Diketahui, ketersediaan spektrum frekuensi merupakan salah satu persoalan dalam pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Kepala 5G Task Force Indonesia Denny Setiawan sempat mengatakan, dari sisi frekuensi, 5G membutuhkan semua jenis lapisan frekuensi dari yang rendah atau 700 Mhz, tengah 2,6 Ghz dan tinggi 3,5 Ghz.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...