Startup RedDoorz dan Booking.com Siapkan Strategi Hadapi PPKM Lanjutan
Startup jaringan hotel RedDoorz dan startup akomodasi perjalanan Booking.com siapkan strategi jitu untuk menjaga okupansi tidak anjlok. Hal tersebut mengacu pada risiko diperpanjangnya kebijakan pemerintah untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mikro.
President Director of RedDoorz Indonesia Mohit Gandas mengatakan, adanya aturan dari pemerintah membuat mobilitas masyarakat terbatas. Untuk mengurangi risiko tertular Covid-19, masyarakat lebih berhati-hati saat bepergian dan menggunakan layanan hotel.
Alhasil, permintaan layanan perusahaan juga turut terdampak. Namun, RedDoorz belum bisa merinci lebih lanjut seberapa besar dampak yang dirasakan. "Kami masih memantau pergerakannya," kata Mohit kepada Katadata.co.id, Kamis (15/7).
Sementara itu, data per Juni menunjukkan tingkat okupansi hotel di RedDoorz masih bertumbuh, 40% hingga 50%. Perusahaan juga mengklaim angka okupansi itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan industri.
Meski begitu, perusahaan telah menyiapkan berbagai cara agar okupansi tidak anjlok. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital, misalnya membuat konten-konten informatif dan terbaru terkait kebutuhan masyarakat selama masa pandemi.
"Kami juga mendorong staf kami di properti untuk melakukan vaksinasi sesegera mungkin," ujar Mohit.
Perusahaan juga berupaya meningkatkan kebersihan hotel di masa pandemi. Dia menambahkan, kalau akomodasi yang berada di bawah manajemen RedDoorz saat ini telah tersertifikasi oleh Hygiene Pass. Hygiene Pass merupakan program sertifikasi yang ditujukan bagi akomodasi serta mitra
properti RedDoorz, hasil kerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
Sedangkan Booking.com merilis berbagai fitur baru menyikapi PPKM darurat. Fitur baru ini
memungkinkan mitra akomodasi untuk memilih berbagai langkah kesehatan dan keselamatan sesuai kebutuhan, seperti kebersihan, sanitasi, jarak sosial dan keamanan makanan.
Mitra dapat segera memilih dari daftar langkah-langkah yang mereka ambil. Pilihan mereka akan ditampilkan di situs Booking.com di halaman properti mereka di bagian kesehatan dan keselamatan. Kemudian wisatawan bisa melihat tampilan itu sebagai bentuk transparansi.
"Seiring perkembangan situasi, kami terus memperbarui dukungan yang kami berikan, termasuk peningkatan transparansi kepada konsumen seputar informasi kesehatan dan keselamatan ketika melakukan pemesanan akomodasi di platform kami," kata Direktur Regional, Asia Selatan Booking.com Vikas Bhola dalam siaran pers pada pekan lalu (6/7).
Diketahui, okupansi hotel memang sudah anjlok sejak awal pandemi tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi Covid-19 mengakibatkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel merosot hingga 32,2% pada Maret 2020. Angka tersebut turun lebih dalam menjadi 12,7% di bulan berikutnya.
Sementara itu, tingkat okupansi mulai membaik di Mei 2020 dan terus menunjukkan peningkatan sampai bulan kedelapan tahun lalu.