Pertarungan Unilever Menghadapai Pandemi

Amelia Yesidora
26 November 2021, 11:25
Unilever, Saham UNVR, profil perusahaan, dividen
Unilever Indonesia

Produk keluaran PT Unilever Indonesia Tbk begitu rekat dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari Anda mungkin pernah mengonsumsi margarin Blue Band atau mandi menggunakan sabun Lux. Es krim Wall's tentu juga akrab bagi anak-anak. Begitu pula teh Sari Wangi yang kerap diseduh jutaan keluarga. 

Dilansir dari situs resmi perusahaan, Unilever sudah memasarkan Blue Band dan Lux sejak 1936. Selang 54 tahun kemudian, tepatnya pada 1990, Unilever mengakuisisi perusahaan teh Sari Wangi. Di tahun yang sama, perusahaan consumer tersebut mendirikan pabrik produk perawatan rambut di Rungkut, Surabaya.

Dua tahun berselang, Unilever membuka pabrik es krim Wall’s di Cikarang, kemudian menawarkan produk Conello dan Paddle Pop. Perusahaan ini kemudian memulai bisnis kecap dengan mengakuisisi merek Bango pada 2001. 

Unilever Indonesia
Unilever Indonesia (Unilever Indonesia) 

Hingga kini, Unilever telah memiliki sembilan pabrik dengan 5000 karyawan di seluruh Indonesia. Pabrik ini memproduksi 42 merek kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh (Home and Personal Care/HPC) serta makanan dan minuman. Kontribusi HPC terhadap total pendapatan Unilever sekitar 70 %, sedangkan produk makanan dan minuman menyumbang 30 %.

Unilever mampu memenuhi 1000 stock keeping unit (SKU) kebutuhan masyarakat Indonesia dengan 100 % penetrasi. Artinya, 1 produk Unilever setidaknya ada di setiap rumah tangga masyarakat Indonesia.

Namun, luasnya penetrasi pasar tak menjamin kinerja perusahaan bisa selalu cuan. Terutama saat pandemi Covid-19 saat ini. Pagebluk tersebut telah menekan bisnis banyak sektor di Tanah Air, termasuk bisnis konsumen milik Unilever.

Presiden Direktur Unilever Ira Novianti menjelaskan pada 2020 dan 2021 pasar terkontraksi yang menyebabkan kemampuan daya beli dan level konsumsi menurun. “Ini membuat Unilever memiliki tanggung jawab untuk merangsang pertumbuhan pasar dan menstimulasi konsumsi melalui inovasi lewat dukungan teknologi,” kata Ira dalam paparan publik Unilever, September lalu. 

Walau demikian, berdasarkan paparan tersebut, Unilever memimpin pasar middle segment. Perusahaan pun berencana untuk memperkaya dan memperluas portfolio foootprint dengan memperkuat premium segment.

Ke depan, segmen premium dipilih karena ada percepatan konsumen di kelas menengah ke atas pada dua hingga tiga tahun berikutnya. Tidak hanya di premium segment, Unilever juga ingin menyasar value segment melalui brand-brand yang sudah ada dan besar sebelumnya. “Untuk memastikan portofolio kami dapat menjadi lebih kaya dibandingkan sebelumnya,” ujar Ira.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
Sebuah kiriman dibagikan oleh Unilever Indonesia (@unileveridn)

Dividen  Unilever di Tengah  Kinerja yang Masih Lesu Diterpa Pandemi

Pada 16 Desember 2021, emiten dengan kode saham UNVR itu akan membagikan dividen interim. Nilai totalnya Rp 2,5 triliun untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2021. Dividen sendiri merupakan aksi pembagian laba untuk pemegang saham berdasarkan jumlah kepemilikan masing-masing investor.

Unilever akan membagikan dividen kepada pemilik dari 38,1 miliar saham UNVR senilai Rp 66 per lembar saham. Dana yang akan dibagikan ini berasal dari laba bersih perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2021.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...