Jalan Bank Ina di Tangan Salim Group si Mantan Pengelola BCA

Intan Nirmala Sari
8 Desember 2021, 08:00
Salim Group, Bank Ina, perbankan, saham BINA, emiten:BINA, profil perusahaan
Website Bank Ina Perdana

Mantap untuk melangsungkan right issue alias penawaran saham anyar, PT Bank Ina Perdana Tbk bakal menambah modal inti perusahaan sesuai syarat Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni Rp 2 triliun. Aksi korporasi tersebut digelar selama periode 3 hingga 9 Desember 2021.

Bank Ina Perdana bakal menebar 282,7 juta lembar saham baru, dengan harga pelaksanaan Rp 4.200 per saham. Lewat aksi korporasi tersebut, estimasinya bank anggota Salim Group ini bisa mengantongi dana segar sekitar Rp 1,18 triliun.

Hingga akhir September 2021, modal inti Bank Ina Perdana berada di kisaran Rp 1,15 triliun. Alhasil, lewat aksi korporasi tersebut, Bank Ina Perdana mempertahankan posisinya di industri perbankan Tanah Air dengan memenuhi modal inti.

Melansir prospektus right issue, PT Indolife Pensiontama merupakan pemegang saham pengendali Bank Ina Perdana. Perusahaan keuangan Salim Group tersebut juga bakal menjadi standby buyer atau pembeli siaga dari aksi korporasi Bank Ina kali ini.

Berdasarkan struktur permodalan per 22 Oktober 2021, Indolife menguasai 22,5 % saham dengan kode emiten BINA, atau setara 1,27 miliar lembar saham. Apabila pemegang saham pengendali melaksanakan haknya, struktur permodalan dan komposisi Indolife menjadi 23,3 %, sekitar 1,3 miliar lembar saham, menurut prospektus Bank Ina.

Selain untuk memenuhi modal inti, Bank Ina Perdana akan menggunakan dana hasil right issue untuk modal kerja. Fokusnya, penggunaan dana bakal menerapkan proses digitalisasi, di mana strategi dan prospek usaha perusahaan ke depan terbagi ke dalam lima poin.

Pertama, memperkuat infrastruktur sistem teknologi informasi, untuk mendukung penerapan transformasi digital. Kedua, menerapkan strategi pemasaran yang efektif searah dengan pengembangan layanan perbankan berbasis digital.

Ketiga, Bank Ina Perdana bakal menggunakan dana segar tersebut untuk mengembangkan layanan cash management untuk nasabah korporasi, melalui pengembangan produk Internet Banking Bisnis, Virtual Account, electronic Data Capture (EDC), dan layanan cash pick -up.

Selanjutnya, pengembangan inovasi produk dan yanan penyaluran pinjaman berbasis digital, untuk mendukung pertumbuhan kredit di segment mikro. Terakhir membangun kerja sama dengan mitra strategis, dalam pengembangan jasa distribusi.

BCA Contoh Sukses Bisnis Perbankan Salim Group

Salim Group dikenal lewat gurita bisnisnya yang besar, sekaligus memiliki diversifikasi luas. Tak hanya industri perbankan, perusahaan konglomerat ini juga mengelola bisnis media, telekomunikasi, keuangan, otomotif, ritel, makanan dan minuman, hingga restoran.

Untuk industri keuangan, sebelum memiliki Bank Ina Perdana dan Bank Mega, keluarga Salim sempat berjaya melalui PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank yang memiliki kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut pernah menjadi salah satu aset berharga Salim Group sampai kemudian diambil alih pemerintah karena kolaps akibat krisis moneter 1998.

Liem Sioe Liong atau Sudono Salim, taipan yang membangun BCA itu semula membeli perusahaan konveksi bernama NV Semarang Knitting Factory. Anggaran dasar perusahaan saat itu memungkinkannya melakukan aktivitas perbankan.

Dilansir dari Tirto.id, Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group, Pilar Bisnis Soeharto (2016: 213) menuliskan, pada 1957, Liem Sioe Liong dan kawannya bernama Tan Lip Soin membeli izin perusahaan itu. Menariknya, alasan akuisisi perusahaan tersebut bukan karena tertarik pada usaha konveksi, melainkan karena bisa untuk menjalankan aktivitas perbankan.

Seiring perjalanannya, Liem kemudian mengubah nama perusahaan menjadi Bank Asia N.V, sampai akhirnya berubah menjadi BCA. Tak hanya nama yang berubah, kantor pusatnya pun digeser dari Semarang ke Jakarta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...