Potensi Hilangnya Pendapatan Negara di Provinsi Kaya Sawit
Yayasan Madani Berkelanjutan mengkaji potensi pendapatan daerah yang hilang selama 2019-2020 pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari komoditas sawit di Riau dan Kalimantan Barat. Hasil kajian menemukan adanya potensi PNBP yang hilang mencapai Rp 191 miliar di Riau dan Rp 680 miliar di Kalimantan Barat.
Potensi hilangnya PNBP muncul karena terdapat lahan perkebunan sawit yang sudah beroperasi namun belum memiliki Hak Guna Usahanya (HGU). Terdapat 280 ribu hektare (ha) lahan di Riau dan 1.373 ribu ha lahan di Kalimantan Barat yang belum teridentifikasi HGU. Jumlah tersebut mencakup 31 perusahaan di Riau dan 135 perusahaan di Kalimantan Barat.
Masih dari kajian Madani Berkelanjutan, potensi PNBP yang hilang tersebut bisa digunakan untuk berbagai dana pembangunan. Di Riau misalnya, dana sebesar Rp 191 miliar setara dengan alokasi dana desa untuk 211 desa, persiapan dan perawatan sawit usia 0-4 tahun seluas 3,2 ribu ha, legalisasi 1,1 juta ha lahan petani, dan peremajaan 7,6 ribu ha lahan kelapa sawit.
Di Kalimantan Barat, potensi hilangnya Rp 680 miliar PNBP setara dengan alokasi dana desa untuk 673 desa, persiapan dan perawatan sawit usia 0-4 tahun seluas 11,2 ribu ha, dan legalisasi 3,7 juta ha lahan petani. Selain itu juga bisa untuk peremajaan 26,4 ribu ha lahan kelapa sawit.
Madani Berkelanjutan mengidentifikasi penyebab hilangnya potensi PNBP, antara lain data sawit yang tidak kredibel dan perkebunan sawit swasta yang melebihi area konsesi. Selain itu juga terdapat perkebunan yang sudah dikelola sebelum mendapat HGU serta sebagian pabrik kelapa sawit yang tidak menyetor bea pengurusan HGU.